TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengadilan Internasional Selidiki 2 Kejahatan Perang Rusia di Ukraina

Dugaan penculikan anak-anak Ukraina

bangunan hancur di salah satu kota di Ukraina (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Jakarta, IDN Times - Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, pada Senin (13/3/2023), berencana membuka dua kasus kejahatan perang Rusia di Ukraina. Kabar itu pertama kali diungkapkan New York Times.

ICC belum memberikan komentar tentang perkembangan kasus tersebut. Namun dari yang diketahui sejauh ini, dua kasus yang akan dibuka untuk menyelidiki dugaan penculikan anak-anak Ukraina dan dugaan serangan terhadap infrastruktur sipil.

Baca Juga: Xi Jinping Dikabarkan Akan Temui Putin di Rusia Pekan Depan  

1. Dakwaan pertama untuk invasi Rusia ke Ukraina

ilustrasi (Pexels.com/Алесь Усцінаў )

ICC, yang membuka dua kasus kejahatan perang terkait invasi Rusia ke Ukraina, dikabarkan juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap beberapa pejabat Rusia. Informasi itu bersumber dari pejabat ICC yang berbicara dengan syarat anonim.

Dilansir CNN, kasus-kasus ini akan menjadi dakwaan internasional pertama yang diajukan, sejak dimulainya agresi Rusia lebih dari satu tahun yang lalu.

Karim Khan mengatakan, langkah pertama dakwaannya akan diajukan kepada panel hakim praperadilan. Mereka akan memutuskan apakah standar hukum terpenuhi untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan, atau apakah penyelidik membutuhkan lebih banyak bukti.

2. Dugaan penculikan anak-anak Ukraina oleh Rusia

Beberapa bulan setelah invasi, pasukan Rusia yang menguasai petak-petak wilayah di Ukraina dituduh melakukan deportasi warga dengan paksa. Mereka termasuk anak-anak di wilayah Ukraina, yang secara paksa dibawa ke Rusia.

Awal bulan ini, Karim Khan mengunjungi Ukraina. Dilansir The Guardian, dia mengatakan ada dugaan penculikan anak-anak Ukraina dan saat ini sedang diselidiki oleh kantornya sebagai prioritas.

"Anak-anak tidak bisa diperlakukan sebagai rampasan perang," kata Khan.

Maria Lvova-Belova, salah satu pembantu Presiden Vladimir Putin sekaligus komisaris presiden untuk hak anak-anak, pernah menyatakan 350 anak Ukraina diadopsi oleh keluarga Rusia dan lebih dari seribu sedang menunggu adopsi.

Laboratorium Riset Kemanusiaan Yale pernah menerbitkan laporan pada Februai, yang menyatakan setidaknya 6 ribu anak dari Ukraina dikirim ke kamp pendidikan Rusia dalam satu tahun terakhir.

Baca Juga: Rusia Berikan Label Antek Asing kepada WWF

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya