Perang Lawan Radikalisme, Pemerintah Prancis Incar 76 Masjid
Organisasi Islam di Prancis juga ikut diselidiki
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Paris, IDN Times – Aksi terorisme di Prancis yang menyebabkan seorang guru sejarah bernama Samuel Paty meninggal pada beberapa bulan lalu, telah memiliki dampak yang luar biasa. Insiden tersebut memasuki keriuhan debat panjang dan telah memicu tindakan boikot produk-produk Prancis di berbagai belahan dunia.
Persoalan tersebut belum selesai, karena otoritas Prancis, setelah insiden Samuel Paty, melakukan pemeriksaan secara besar-besar terhadap seluruh masjid yang ada di Prancis. Pemeriksaan dan penyelidikan dilakukan untuk mencari tempat-tempat mana yang melahirkan bibit-bibit ekstremisme beragama.
Melalui undang-udang baru untuk memperkuat sekularisme Prancis yang disahkan pada Oktober, Presiden Prancis Emmanuel Macorn mengatakan menentang “separatisme” agama. Tujuan dari pengertian Macron tersebut adalah ingin membebaskan Islam Prancis dari pengaruh asing. Undang-undang itulah yang memicu kemarahan umat Muslim di dunia sehingga mendapat respon seruan boikot produk Prancis.
1. Prancis perang melawan separatisme dan ekstrimisme Islam
Undang-udang untuk memperkuat sekularisme Prancis, selain mendapatkan tanggapan negatif dari dunia Muslim, para komentator di Inggris dan Amerika Serikat juga melontarkan kritik. Mereka menganggap dan menuduh bahwa dengan undang-undang tersebut pemerintah Prancis telah bertindak intoleran.
Namun Prancis tetap bertahan dengan pendiriannya. Undang-udang memperkuat sekularisme telah membuat pemerintah Prancis melakukan langkah-langkah yang menurut mereka melawan “separatisme dan ekstrimisme” Islam di negara tersebut. Pada 20 Oktober 2020, kantor berita Reuters melaporkan bahwa Masjid Agung Pantin di pinggiran timur laut ibukota Paris ditutup pihak berwenang.
Otoritas setempat mengatakan bahwa di masjid tersebut, khotbah sering disampaikan ujaran kebencian, penceramah radikal dan orang asing yang diyakini oleh pemerintah, akan menimbulkan ancaman bagi Prancis. Maya, seorang warga Pantin menyebut penutupan itu “menyedihkan bagi komunitas kami” katanya seperti dikutip dari kantor berita Reuters (20/10).
Baca Juga: Menjadi Bagian Penting Prancis, Inilah 11 Sejarah Museum Louvre
Baca Juga: Tuntut Kebebasan Pers, Prancis Diguncang Puluhan Ribu Demonstran
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.