TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pimpinan Senat Meksiko Ajukan UU untuk Atur Media Sosial

Usulan terkait penangguhan akun Trump 

Ilustrasi Facebook. (Pexels.com/pixabay)

Mexico City, IDN Times – Pada pertengahan bulan Januari, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO) menggaungkan pendapatnya untuk melawan raksasa media sosial seperti Facebook dan Twitter. AMLO mengkritik langkah media sosial yang menangguhkan akun Donald Trump dan menganggapnya sebagai penyensoran.

AMLO yang memiliki hubungan dekat dengan mantan presiden AS itu, berjanji memimpin upaya internasional untuk melawan perusahaan media sosial. Dia sepakat bahwa media sosial tidak untuk menghasut kekerasan tapi hal itu tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk menangguhkan kebebasan berekspresi.

1. Ketua mayoritas senat Meksiko searah dengan AMLO

Ilustrasi Persidangan (IDN Times/Mardya Shakti)

Sejak AMLO menggaungkan pendapatnya untuk melawan perusahaan media sosial, pejabat-pejabat pentingnya telah melakukan kontak dengan beberapa negara, termasuk diantaranya negara-negara Eropa, Amerika Latin dan Asia Tenggara.

Kini, sepertinya upaya AMLO tersebut semakin nyata ketika ketua mayoritas pemimpin senat negara tersebut sepakat untuk membuat rancangan undang-undang (RUU) yang akan mengatur media sosial.

Melansir dari kantor berita Reuters, dalam RUU yang disebut sebagai reformasi undang-undang telekomunikasi federal yang direncanakan, regulator telekomunikasi Meksiko akan memiliki wewenang melakukan pengawasan dan menetapkan kerangka kerja untuk penangguhan dan penghapusan akun media sosial.

Ricardo Monreal yang memimpin partai MORENA milik AMLO di majelis tinggi adalah orang yang mengusulkan undang-undang tersebut. Kini mereka sedang mencari komentar dari publik tentang rencana pembuatan undang-undang.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Kamu Harus Berhenti Mengeluh di Media Sosial

2. Fokus utama RUU untuk media sosial

Ilustrasi Facebook. (Pexels.com/Pixabay)

Media sosial di Meksiko yang paling ramai adalah Facebook. Meskipun media sosial lain seperti Twitter juga ada penggunanya, tapi Facebook adalah media sosial yang paling digemari. Bahkan Presiden AMLO juga lebih sering menggunakan Facebook dari pada media sosial lainnya.

Dalam usulan RUU reformasi media sosial, ada dua poin penting yang diajukan oleh Ricardo Monreal. Melansir dari laman BN Americas, dua poin penting tersebut adalah masalah keuntungan dan kebebasan berbicara.

Monreal berpendapat, semakin banyak pengguna yang bergabung “dengan platform media sosial, semakin mahal ruang iklan yang bisa dijual.” Hal tersebut akan berdampak kepada hasil pendapatan perusahaan yang semakin besar.

Kemudian, dia menyatakan bahwa mengatur media sosial “bukan bersinonim untuk melakukan penyensoran.” Tapi Monreal akan menjelaskan kepada senat atas prinsip jaminan kebebasan berbicara dan berekspresi.

Hal-hal terkait konten ilegal, atau yang tidak pantas untuk diunggah ke media sosial, negara dan perusahaan memiliki kewajiban untuk menghapus konten tersebut. Sampai sejauh ini, pihak perwakilan dari Facebook dan Twitter menolak atau belum berkomentar.

Baca Juga: Petani India Masih Protes, Pemerintah Batasi Media Sosial

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya