TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Slovenia, Negara Kecil Makmur di Eropa Tengah

Pernah dikuasai kerajaan asing selama ratusan tahun

ilustrasi (Twitter.com/ Slovenian Government)

Jakarta, IDN Times - Di Eropa Tengah, ada sebuah negara kecil bernama Slovenia. Letak negara itu juga kadang disebut di wilayah Balkan. Jika dibandingkan dengan provinsi Bengkulu, luas wilayahnya hampir sama.

Slovenia memiliki luas wilayah sekitar 20,2 ribu kilometer persegi sedangkan Bengkulu memiliki luas sekitar 19,9 ribu kilometer persegi. Jumlah penduduk Slovenia pada tahun 2021 sekitar 2,1 juta jiwa.

Slovenia pernah menjadi bagian negara sosialis-komunis. Negara itu pecahan dari Yugoslavia dan menjadi salah satu negara yang paling liberal. Tokoh terkenal yang pernah lahir dari negeri ini ada banyak, salah satunya adalah Melanija Knavs yang kini termasyhur dengan sebutan Melania Trump, istri mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Berikut ini adalah profil negara Slovenia, salah satu negara di Eropa yang demokratis.

1. Sistem politik Slovenia

Borut Pahor, Presiden Slovenia (Instagram.com/borutpahor)

Slovenia adalah pecahan dari negara Yugoslavia. Ini adalah negara pertama yang memisahkan diri dan menjadi salah satu negara pecahan Yugoslavia paling maju dan paling liberal.

Slovenia modern saat ini menggunakan sistem politik republik demokrasi parlementer. Dikutip dari laman resmi pemerintah, kekuasaan berada di tangan rakyat dan semua warga negara dewasa memiliki hak pilih untuk memilih perwakilan rakyat dalam pemilihan umum.

Kekuasaan dalam pemerintahan Slovenia menggunakan konsep trias politica, yakni dibagi menjadi tiga: legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Legislatif adalah parlemen yang terdiri dari Majelis Nasional dan Dewan Nasional. Eksekutif dipegang oleh pemerintah dan yudikatif yang mengurusi peradilan dipisahkan dari legislatif dan eksekutif

Slovenia memiliki sistem multi partai dengan 12 partai politik yang bertarung dalam perebutan kekuasaan. Presidennya saat ini adalah Borut Pahor dari partai Socialni Demokrati (SD) dengan Perdana Menteri Janez Jansa dari partai Slovenska Demokratska Stranka (SDS).

Baca Juga: Nyaru dengan Rusia, Ukraina Minta Kedubes Slovenia Turunkan Benderanya

2. Dikuasai oleh kekuatan asing selama ratusan tahun

pemandangan kota Ljubljana, ibu kota paling hijau di Eropa (Unsplash.com/Tadej Turk)

Sebelum terbentuk menjadi negara yang modern seperti saat ini, Slovenia memiliki sejarah peradaban panjang yang berharga. Wilayah Slovenia modern, dulu ketika abad pertama Masehi, ditinggali oleh orang-orang Illyrian dan Celtic dan pernah dikuasai oleh Romawi

Lalu sekitar abad ke-6 M, suku Slavia dari Pegunungan Carpathian menetap di wilayah tersebut. Seabad kemudian, mereka mendirikan kerajaan Slavia pertama yang disebut Kerajaan Carantania.

Dikutip dari Slovenia, wilayah Slavia tersebut seiring waktu sebagian besar dikuasai oleh wangsa Habsburg dan kemudian dibawah kekuasaan monarki Austro-Hongaria selama ratusan tahun sampai abad ke-15. Tapi dalam periode pendudukan tersebut, bangsa Slavia mulai membentuk identitas mereka sendiri dan bahkan juga berasimilasi. 

Saat kekaisaran Turki Ustmani memperluas wilayah ke Eropa, monarki Austro-Hongaria juga terkena hantaman kekuatan dari Anatolia tersebut. Hongaria kalah pada tahun 1526 dan monarki ganda didirikan pada tahun 1867 untuk menghindari dominasi dari Turki.

Slovenia tetap berada di bawah pendudukan kekuatan asing sampai Perang Dunia I terjadi. Perang besar yang membunuh jutaan nyawa manusia itu, turut serta melahirkan negara-negara baru yang menggambar ulang peta Eropa.

3. Terbentuknya Yugoslavia yang rapuh

pemandangan salah satu bagian desa Otok, Slovenia (Unsplash.com/Bence Balla-Schottner)

Terbentuknya kesadaran dan identitas di Slovenia juga terjadi di antara etnis Slavia lain yang bisa disebut sebagai Slavia Selatan. Mereka berada di Kroasia, Slovenia, Serbia dan Bosnia. 

Slavia Barat nantinya membentuk Polandia, Ceko dan Slovakia sedangkan Slavia Timur membentuk Rusia, Ukraina dan Belarusia. Tapi etnis ini juga terbagi dalam kelompok agama berbeda, yakni Katolik Roma, Katolik Ortodoks Timur dan Islam sebagai akibat pendudukan Turki Ustmani.

Ketika kekuatan Turki Ustmani di Eropa melemah dan kemudian Perang Dunia I meletus, monarki Austro-Hongaria kocar-kacir dan runtuh. Pada tahun 1918, menurut Rick Steves, terbentuklah persatuan Slavia Selatan yang akhirnya mendirikan monarki kerajaan Yugoslavia. Yugo memiliki arti selatan dan Yugoslavia Tanah Slavia Selatan.

Tapi persatuan Slavia Selatan sebagai Yugoslavia tidak sepenuhnya kokoh. Perpecahan dan perebutan kekuasaan internal terjadi. Raja Alexander I menerapkan model pemerintahan diktator. Konflik internal menggerogoti wilayah ini, dan ketika Perang Dunia Kedua datang, Yugoslavia sudah berada di ambang kehancuran.

Pasukan Nazi milik Adolf Hittler yang mengumandangkan perang, menggempur Yugoslavia dan hanya dalam waktu 11 hari, kerajaan itu sepenuhnya ditaklukkan. Nazi kemudian membagi Yugoslavia berdasarkan persaingan internal mereka sendiri dengan mendirikan pemerintahan boneka.

4. Slovenia memisahkan diri dari Yugoslavia

pemandangan kota Piran, Slovenia (Unsplash.com/Hasmik Ghazaryan Olson)

Nazi yang membagi Yugoslavia dalam pemerintahan boneka tersebut, salah satu pihak mulai merancang pemberontakan di akhir Perang Dunia Kedua. Pada tahun 1942, Josip Broz Tito mendirikan Dewan Anti-Fasis Yugoslavia untuk membongkar kekuatan poros Yugoslavia dukungan Nazi.

Setelah Nazi kalah, dikutip dari University of Central Arkansas, Majelis Konstituante memproklamasikan Republik Rakyat Federal Yugoslavia pada 29 November 1945. Broz Tito jadi Perdana Menteri dan Ivan Ribar menjadi Presiden. Tito kemudian menjadi salah satu politikus ternama di Eropa.

Republik Yugoslavia pasca Perang Dunia Kedua ini juga disebut Yugoslavia kedua dengan wilayah yang lebih besar dari pada ketika monarki terbentuk pada 1918. Wilayahnya meliputi Slovenia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, Serbia, Montenegro, Makedonia dan Kosovo serta Vojvodina.

Yugoslavia yang dipimpin Tito mengalami gejolak antar-etnis lama dalam konflik baru. Negara itu juga mengalami krisis ekonomi parah. Pada tahun 1980, Tito meninggal dunia dan negara itu semakin kacau.

Kekacauan terus terjadi dan pada tahun 1990, Slovenia mendeklarasikan kedaulatan untuk meraih kemerdekaan. Slovenia menjadi negara pertama, pisah dari Yugoslavia yang berada di ambang kehancurannya. Pemisahan diri itu sempat diikuti oleh Perang 10 Hari dengan korban yang tidak terlalu banyak.

Baca Juga: 5 Air Terjun Paling Cantik di Slovenia, Lanskapnya Spektakuler

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya