TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Mundur dari Pulau Zmiinyi, Ukraina: Tak Kuat Menahan Serangan

Rusia klaim penarikan pasukan demi koridor kemanusiaan

ilustrasi (Pixabay.com/Military_Material)

Jakarta, IDN Times - Pasukan Rusia yang telah mempertahankan Pulau Zmiinyi atau Pulau Ular di Laut Hitam dikabarkan mundur pada Kamis (30/6/2022). Ukraina mengatakan mundurnya pasukan Rusia karena tidak tahan menahan gempuran serangan mereka.

Meski begitu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, menyampaikan penjelasan yang berbeda. Konashenkov mengatakan mundurnya pasukan Moskow demi membuka koridor kemanusiaan yang disepakati dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca Juga: Bertemu Putin, Jokowi Tawarkan Jembatan Perdamaian Rusia-Ukraina

1. Pasukan Rusia tak tahan dengan serangan bertubi-tubi

ilustrasi tank Rusia hancur di Ukraina (Twitter.com/ArmyInform)

Pulau Zmiinyi atau Pulau Ular adalah pulau kecil tandus yang ada di Laut Hitam. Pulau tersebut telah diperebutkan sejak awal invasi Rusia pada 24 Februari.

Dengan menguasai Pulau Zmiinyi, Rusia memiliki banyak keuntungan, di antaranya mendominasi Laut Hitam bagian barat dan dapat meluncurkan serangan yang mengancam pelabuhan Odessa, Ukraina.

Tapi pada Kamis, mereka menarik diri dari pulau strategis itu. Dikutip dari NPR, pihak Ukraina menjelaskan bahwa dua speedboat kecil yang mengangkut pasukan Rusia meninggalkan Pulau Zmiinyi.

"Tidak dapat menahan dampak dari unit artileri, rudal, dan serangan udara kami, penjajah Rusia telah meninggalkan Pulau Zmiinyi. Wilayah Odesa sepenuhnya dibebaskan," kata Valery Zaluzhny, kepala angkatan bersenjata Ukraina.

Oleksiy Gromov, pejabat senior militer Ukraina menjelaskan Kiev memiliki rencana untuk mengerahkan pasukan ke pulau itu. Dia juga mengklaim pasukannya telah menguasai pulau dengan artileri jarak jauh, unit roket dan unit udara.

2. Niat baik untuk koridor kemanusiaan

Pengumuman yang disampaikan oleh pihak Ukraina pada Kamis malam itu berbeda dengan penjelasan pihak Rusia. Moskow menjelaskan mundurnya pasukan dari Pulau Zmiinyi adalah isyarat niat baik.

Igor Konashenkov, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan penarikan pasukan dilakukan dengan maksud tidak menghambat upaya PBB untuk membangun koridor kemanusiaan, kutip Associated Press.

Koridor kemanusiaan yang dimaksud adalah jalur aman untuk mengekspor produk pertanian seperti gandum dan jagung dari pelabuhan Ukraina.

Blokade Rusia di Laut Hitam telah membuat Ukraina tidak dapat mengeluarkan produk pertaniannya, yang memicu kenaikan harga pangan secara global.

Baca Juga: Misi Tak Biasa Jokowi, Upayakan Gencatan Senjata Rusia vs Ukraina

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya