Sekte Agama Antivaksin Jadi Penghalang Imunisasi Campak di Zimbabwe
698 anak-anak telah tewas karena campak yang mewabah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wabah campak terjadi di Zimbabwe dan membuat lebih dari 6.000 orang terinfeksi. Wabah yang dimulai pada April itu, sampai saat ini telah merenggut 698 nyawa anak-anak.
Langkah untuk melakukan vaksinasi terhambat keyakinan sekte agama yang menentang pengobatan modern. Sebagian besar anak-anak yang meninggal berasal dari keluarga yang menolak vaksin karena dilarang pemuka agamanya.
Beberapa pihak menyarankan diberlakukan undang-undang wajib vaksinasi. Cara lain secara khusus adalah sosialisasi menumbuhkan kesadaran bahaya penyakit di komunitas agama yang antivaksin.
Baca Juga: Parah! Wabah Campak di Zimbabwe Sudah Menewaskan 698 Anak
Baca Juga: Gawat! 157 Anak di Zimbabwe Meninggal akibat Wabah Campak
1. Gangguan vaksinasi karena pandemik dan keyakinan agama
Pada Selasa (6/9/2022), pemerintah Zimbabwe mengatakan bahwa ribuan orang warganya telah terinfeksi penyakit campak sejak wabah itu dimulai pada April. Sebanyak 698 orang telah tewas, sebagian besar anak-anak dan remaja.
Campak adalah salah satu penyakit menular yang menyebabkan ruam, batuk dan demam tinggi. Penyakit itu bisa berakibat sangat fatal bagi anak-anak yang tidak divaksinasi.
"Jadi, yang kita miliki di Zimbabwe saat ini adalah karena jumlah anak yang tidak divaksinasi meningkat karena beberapa faktor: masyarakat yang tidak nyaman untuk memvaksinasi anak-anak mereka, gangguan layanan vaksinasi karena pandemi COVID-19 baru-baru ini," jelas Alex Gasarira, perwakilan WHO di Zimbabwe dikutip VOA News.
Kementerian Kesehatan Zimbabwe menyalahkan beberapa sekte agama. Para pemimpin mereka disebut kerap berkhotbah menentang vaksinasi.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.