TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sengketa Sungai, Dominika Tutup Perbatasan dengan Haiti

Visa warga Haiti ditangguhkan

ilustrasi bendera Republik Dominika (Unsplash.com/Ruddy Corporan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Republik Dominika Luis Abinader mengumumkan penutupan perbatasan dengan Haiti pada Kamis (14/9/2023). Hal ini terkait dengan akses bersama ke sebuah sungai yang jadi sengketa dan Haiti mencoba membangun kembali kanal di sungai bernama Massacre tersebut.

Dominika menilai bahwa pembangunan itu telah melanggar perjanjian kedua negara. Abinader memutuskan untuk menutup perbatasan negaranya, di laut, darat dan udara mulai hari Jumat.

Dominika dan Haiti adalah dua negara tetangga di Karibia. Keduanya berbagi wilayah di satu pulau yang terletak di sebelah tenggara Kuba. Mereka telah lama terlibat hubungan tegang, diperparah masuknya migran Haiti yang terus dilanda kekerasan.

Baca Juga: Badai Franklin Landa Haiti-Dominika, WNI Tak Terdampak

Baca Juga: Ledakan di Republik Dominika, Korban Tewas Bertambah Jadi 27 Orang

1. Visa warga Haiti ditangguhkan

ilustrasi sungai (Unsplash.com/Lena Denk)

Pemerintah Dominika mengatakan Haiti telah membuat pembangunan kanal di Sungai Massacre dengan tujuan untuk menyediakan air bagi petani. Santo Domingo mengeluh bahwa itu akan melanggar perjanjian akses bersama ke sungai tersebut dan juga.

Dilansir France24, Abinader mengatakan bahwa mulai Jumat pagi, seluruh perbatasan Republik Dominika dengan Hati, dari darat, laut dan udara akan ditutup selama diperlukan. Dia mengatakan, rencana pembangunan kanal di sungai oleh Haiti merupakan provokasi yang tidak bisa diterima.

Hubungan tegang yang disebabkan sengketa pembangunan kanal itu, telah membuat pemerintah Santo Domingo menangguhkan visa bagi warga Haiti. Perbatasan Dajabon, salah satu perbatasan penting dua negara di mana pasar lintas batas diadakan dua kali seminggu, telah ditutup pekan lalu.

2. Dominika siap untuk kemungkinan pembicaraan perdamaian

Dalam penjelasannya, Presiden Abinader mengatakan negaranya tetap siap melakukan pembicaraan dengan Port-au-Prince. Namun Haiti dinilai tidak memberikan pilihan lain selain mengambil tindakan drastis dengan menutup perbatasan.

"Kami telah bersiap selama berminggu-minggu, tidak hanya untuk situasi ini tetapi juga untuk kemungkinan kekuatan perdamaian di Haiti," kata Abinader dikutip dari Al Jazeera.

Dalam penilaian para pejabat Dominika, proyek pembangunan kanal Haiti akan mengalihkan air dari Sungai Massacre, berdampak pada petani dan lingkungan. Sungai itu sendiri mengalir di kedua negara dan digunakan secara bersama-sama.

Pembangunan dinilai melanggar Perjanjian Perdamaian, Persahabatan dan Arbitrase yang ditandatangani tahun 1929 lalu.

Selama penutupan perbatasan, Santo Domingo mengerahkan pasukan polisi dan tentara untuk berjaga. Selain itu, pihaknya juga mengerahkan 20 kendaraan lapis baja ke kamp militer yang ada di perbatasan.

Baca Juga: Badai Franklin Landa Haiti-Dominika, WNI Tak Terdampak

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya