TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Washington DC Dikunci Jelang Pelantikan Biden-Harris

Jaringan bisnis sekitar Gedung Putih terancam 

Pasukan Garda Nasional bersiap mengawal pelantikan Biden-Harris. (Twitter.com/Fred Guttenberg)

Washington DC, IDN Times – Amerika Serikat yang selama ini selalu memposisikan diri sebagai sebuah negara figur demokrasi, memang predikatnya telah tercoreng oleh perilaku massa pendukung Donald Trump. Serbuan massa MAGA (Make America Great Again) ke Capitol Hill pada 6 Januari 2021 menjadi salah satu episode kelam demokrasi Amerika Serikat.

Kini, ketika menjelang pelantikan Biden-Harris, kekhawatiran masih menghantui. Peringatan dari lembaga FBI akan adanya protes yang memiliki prospek terjadinya kekerasan, membuat kota Washington DC menaikkan tingkat kewaspadaan.

Pada hari pelantikan tanggal 20 Januari 2021, sebanyak 20.000 pasukan Garda Nasional akan diturunkan ke Washington DC, mengawal prosesi sakral peresmian pemimpin baru Amerika Serikat. Langkah tersebut dilakukan karena ancaman keamanan masih menghantui setelah massa Trump menyerbut Capitol.

Kepala polisi Washington DC, Robert Contee memperingatkan “kami tidak meminta orang untuk datang ke Washington DC karena ini adalah ancaman keamanan yang besar, dan kami sedang bekerja untuk mengurangi ancaman tersebut” katanya seperti dikutp dari NBC Washington (14/1).

1. Washington DC dikunci

Setelah kerusuhan yang terjadi di Capitol Hill, kini pemerintah federal Amerika Serikat telah melakukan langkah peningkatan keamanan terkait ancaman kekacauan yang akan timbul dari para pendukung Donald Trump. Sebagian besar wilayah Washington DC akan ditutup. Rencana ini enam hari lebih awal dari rencana sebelumnya.

Penutupan sebagian besar wilayah Washington DC mulai dilakukan pada hari Rabu, 13 Januari 2021. Suasana itu akan membuat Washington DC menjadi berbeda dari pada sebelumnya.

Walikota Washington DC, Mauriel Bowser mengatakan “Jelas kita berada di perairan yang belum dipetakan” jelasnya menggambarkan keadaan seperti dikutip dari laman Associated Press (14/1).

Amerika Serikat yang selama ini telah mencatatkan diri sebagai negara dengan korban infeksi virus corona tertinggi, dan sekarang ditambah dengan ancaman kerusuhan, membuat Bowser mengambil sikap. Dengan tegas, Walikota Washington DC tersebut meminta orang-orang untuk tidak datang saat pelantikan terjadi.

Kendaraan polisi telah melakukan penutupan di sebagian besar wilayah pusat kota Washington DC pada hari Rabu. Siapapun yang berada dalam batas perimeter pelantikan, kemungkinan akan dihentikan dan diinterogasi. Semua tempat parkir dalam jangkauan zona terlarang, akan ditutup jelang pelantikan.

Sebuah video yang diunggah oleh akun CNN, menunjukkan banyak sekali pasukan Garda Nasional yang sudah berada di dalam Capitol, beristirahat dan berkumpul untuk mulai tugas penjagaan, pengawalan dan memastikan keamanan acara pelantikan.

Awalnya, penutupan Washington DC dijadwalkan pada tanggal 19 Januari. Namun karena ancaman kekerasan dan kekacauan yang sepertinya nyata, maka jadwal itu kini dimajukan. Banyak tempat bisnis di sekitar Capitol dan Gedung putih, tidak akan dapat diakses.

Baca Juga: Jelang Pelantikan Biden Tunjuk William Burns Jadi Direktur CIA

2. Rintangan besar bisnis di Washington DC

Hotel-hotel di sekitar DC terkena dampak pengetatan keamanan. Ilustrasi (unsplash.com/Jonathan Kemper)

Penguncian sebagian besar pusat kota Washington DC mulai dilakukan pada hari Rabu, 13 Januari 2021. Namun langkah tersebut mulai efektif sehari setelahnya, pada hari Kamis, 14 Januari 2021. Batas perimeter akan mulai diberlakukan pada hari Kamis di sekitar Gedung Putih.

Ketika hari pelantikan semakin dekat, maka semakin banyak pula akses yang ditutup. Melansir dari laman NBC Washington, National Mall, Gedung Putih, Capitol, dan bagian penting pusat kota lainnya juga akan ditutup. Pada hari Jum’at, sebanyak 11 stasiun juga akan terimbas penutupan. Penutupan ini akan berlangsung sampai 21 Januari 2021.

Dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi, maka sistem keamanan juga semakin meningkat. Bahkan jaringan hotel terkenal seperti Hilton, Marriott dan Hyatt yang ada di Washington DC terkena imbasnya.

Banyak aktivis yang menyerukan agar hotel-hotel tersebut tutup untuk mencegah calon agitator menginap. Namun sejauh ini, mereka mengatakan akan tetap buka meski tidak bisa melakukan layanan maksimal.

Baca Juga: Jelang Pelantikan Biden Tunjuk William Burns Jadi Direktur CIA

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya