TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ketika Dunia Lebih Cepat Menghakimi: ISIS Bukan Islam!

#NotInMyName

Sumber gambar: bonfireimpact.com

Lain ladang, lain belalang. Lain lubuk, lain ikannya. Setiap masyarakat dan negara memiliki masalah yang khas sendiri-sendiri. Di Indonesia, komunitas agama yang minoritas, seperti umat Nasrani contohnya, tak perlu dipungkiri kalau mereka berada di kelas kedua.

Sumber gambar: nasional.tempo.co

Sementara di negara-negara Barat, justru berkembang hal yang sebaliknya. Islamophobia menjadi masalah yang dihadapi, namun intinya sama saja. Masyarakat Muslim menjadi kaum minoritas yang tertindas.

Apa itu Islamofobia?

Sumber gambar: muslimamerican.com

Istilah Islamofobia adalah fobia (ketakutan, ketidaksenangan, prasangka buruk) akan Islam. Istilah tersebut ditujukan kepada kelompok masyarakat yang mengasosiasikan Islam dengan segala sesuatu yang dilakukan oleh ISIS dan grup Islam ekstrim lainnya sehingga mengakibatkan paranoid yang tidak perlu.

Sejak peristiwa tragis yang dilakukan oleh teroris, di mana menara WTC di Amerika Serikat tahun 2001, kebencian terhadap Islam merangkak naik di negara Barat. Orang-orang yang sebal dengan Islam inilah yang disebut dengan Islamofobik.

Sumber gambar: gvhlive.com

Penganut agama Islam yang tinggal di negara-negara Barat tidak jarang mengalami kasus diskriminasi oleh para Islamofobik ini. Hal ini dikarenakan banyak orang berpikir bahwa Islam adalah agama yang jahat dan semua pemeluk Islam mempunyai paham yang sama dengan para teroris-dalam arti ini para jihad.

Dalam laporannya baru-baru ini, Institute Penelitian Agama Publik di Amerika Serikat menemukan bahwa kelompok yang paling sering didiskriminasi di Negeri Paman Sam adalah umat Muslim dan kaum LGBT. 

Sumber gambar: smh.com.au

Berhubung jumlah pemeluk agama Islam tidak besar di negara-negara Barat, mereka adalah minoritas. Akhirnya mereka menjadi bulan-bulanan dan sasaran kemarahan masyarakat yang jengkel dengan perilaku teroris yang mengatasnamakan Islam. 

Sumber gambar: cont.ws

Walaupun banyak simpatisan yang non-Muslim justru melindungi mereka, jumlah mereka tidak terhitung banyak. Sedihnya, semakin ISIS bertingkah dengan menyebarkan teror, pengeboman dan penembakan, justru membuat semakin banyak umat Muslim yang didiskriminasi.

Sumber gambar: businessinsider.com

Kenapa? Ini karena banyak non-Muslim yang fobia terhadap Islam tersebut berpikir "Ini adalah salahmu, salah agamamu, salah Islam" dan kemudian mereka makin membenci umat Muslim lain. 

Peristiwa penembakan brutal di Paris yang didalangi baru-baru ini semakin memperkeruh suasana dan hal ini justru membuat umat Islam semakin takut dan frustrasi. Mereka frustrasi karena meski mereka berteriak dan memohon ke dunia bahwa ISIS bukanlah Islam yang sesungguhnya, tetap saja masih banyak orang menyamakan ISIS dengan Islam.

Sumber gambar: dailymail.co.uk

Sementara ISIS selalu mengatasnamakan Islam dalam setiap terornya. Lalu salah siapa?

Ini contoh konkritnya. Setelah tragedi Paris, sebuah media terkenal yaitu CNN, baru-baru ini membuat gerah para netizen. Dua presenter CNN ini mewawancarai Yasser Louati, seorang juru bicara dari kelompok "Kolektif Melawan Islamofobia" di Perancis untuk bertanya mengenai tanggapan Yasser tentang tragedi Paris.

Sumber gambar: youtube.com

Salah satu presenter tersebut bertanya pada Yasser "Kalau Anda (seorang Muslim) yang tinggal di Perancis, mengapa tidak seorang pun dari umat Islam Perancis yang tahu para teroris ini punya recana apa?"

"Kami umat Islam tidak ada hubungannya dengan para teroris ini! Sama sekali tidak ada! Tindakan teror semacam ini yang mengatasnamakan Islam tidak kami benarkan", Yaser menekankan dengan nada keras.

Salah satu presenter tersebut kemudian memotong "Kenapa tidak? Ini kan tanggung jawab bagi komunitas pemeluk agama Islam harusnya tahu kalau salah satu dari kalian mempunya rencana pembunuhan masal seperti ini?"

Beberapa saat kemudian kedua presenter tersebut malah menutup pembicaraan dengan mengatakan ke pemirsa dengan mengatakan bahwa jika ada peristiwa terorisme, umat Islam harusnya "bertanggung jawab".

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya