Australia Akan Tingkatkan Belanja Pertahanan sebesar Rp523,7 Triliun
Merombak program persenjataan, mulai rudal-kapal perang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Australia akan meningkatkan belanja pertahanannya sebesar 50,3 miliar dolar Australia (Rp523,7 triliun) untuk 10 tahun ke depan, serta merombak program persenjataannya yang menekankan pada rudal, drone, dan kapal perang guna mencegah potensi ancaman.
"Bersama-sama, Strategi Pertahanan Nasional dan Program Investasi Terpadu akan memastikan Angkatan Pertahanan Australia memiliki kemampuan, sistem, struktur, dan personel untuk menanggapi ancaman, serta berkontribusi pada stabilitas kawasan kita dan menjaga keamanan warga Australia," kata Menteri Pertahanan Richard Marles pada Rabu (17/4/2024), dikutip dari laman resmi Kementerian Pertahanan Australia.
Pemerintahan Perdana Menteri Anthony Albanese telah meningkatkan belanja pertahanan untuk melaksanakan Strategi Pertahanan Nasional 2024. Upaya tersebut merupakan investasi bersejarah dalam pendanaan pertahanan, yang diharapkan dapat menghasilkan proyeksi yang berdampak.
1. Alokasi dana baru untuk antisipasi meningkatnya konflik AS-China di kawasan
Pendanaan baru ini mencerminkan prioritas baru, seperti rudal jarak jauh, yang menurut Canberra diperlukan di dunia, di mana ancaman konflik antara China dan Amerika Serikat (AS) dapat memperburuk kawasan.
Sebagian besar belanja baru, yang merupakan bagian dari anggaran satu dekade senilai 330 miliar dolar Australia (Rp3,4 kuadriliun), baru akan dimulai setelah lima tahun. Nantinya, belanja pertahanan tersebut akan meningkat 2,4 persen dari produk domestik bruto pada 2034, yang saat ini hanya sekitar 2 persen.
Canberra juga mengalokasikan lebih dari 40 persen atau hingga 145 miliar dolar Australia (Rp1,5 kuadriliun) untuk angkatan laut. Itu termasuk peningkatan armada permukaan dan program kapal selam bertenaga nuklir AUKUS. Serta, prioritas lain, seperti drone bawah laut Ghost Shark.
Baca Juga: Pendeta di Australia Ditikam saat Sedang Pimpin Ibadah
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.