TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Amerika Serikat Jadi Donor Vaksin COVID-19 Terbesar di Dunia

China berada di posisi kedua sebagai donor vaksin COVID-19

Presiden AS ke-46 Joe Biden terima vaksin COVID-19 (instagram.com/joebiden)

Jakarta, IDN Times – Amerika Serikat (AS) adalah donor terbesar vaksin COVID-19 secara global, jauh di depan ekonomi utama lainnya seperti China, Jepang dan Inggris, menurut data publik yang dikumpulkan oleh UNICEF.

UNICEF adalah badan PBB yang bertanggung jawab atas perlindungan dan perkembangan anak. Lembaga ini juga mengelola pasokan vaksin COVID-19 untuk inisiatif COVAX, yang bertujuan untuk memastikan penyebaran merata dosis vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah.

Menurut CNBC pada Kamis (9/9/2021), UNICEF mengumpulkan data tentang vaksin COVID-19 yang disumbangkan dari informasi yang tersedia untuk umum, yang mungkin tidak menunjukkan seluruh donasi secara global.

Baca Juga: WHO Ingatkan Negara-Negara Kaya Tidak 'Ganggu' Skema COVAX

1. Negara yang paling banyak donasikan vaksin

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (www.china-embassy.org)

Menurut data, AS telah menyumbangkan dan mengirimkan lebih dari 114 juta dosis vaksin COVID-19 ke sekitar 80 negara. Adapun negara yang menerima sumbangan vaksin itu sebagian besar negara berkembang yang ada di seluruh Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Total sumbangan AS itu lebih dari tiga kali lipat yang telah disumbangkan China. Menurut data, China menyumbangkan 34 juta dosis vaksin. Ini menjadikannya donor vaksin COVID-19 terbesar kedua di dunia.

Sementara itu, Jepang berada di urutan ketiga dengan sekitar 23,3 juta dosis yang disumbangkan.

Baca Juga: WHO Perpanjang Moratorium Vaksin Dosis Booster hingga Akhir Tahun

2. Negara penerima donasi vaksin terbesar

Pengiriman vaksin virus corona oleh COVAX. (Twitter.com/Nic Maclellan)

Menurut data tersebut, negara-negara Asia termasuk di antara penerima terbesar donasi vaksin COVID-19. Di mana Bangladesh, Filipina, Indonesia, dan Pakistan masing-masing menerima lebih dari 10 juta dosis vaksin donasi.

Secara keseluruhan, sudah ada lebih dari 207 juta dosis vaksin COVID-19 yang disumbangkan, baik secara bilateral atau melalui COVAX, telah dikirimkan. Angka itu jauh dari jumlah dosis yang direkomendasikan oleh panel independen yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam laporan terakhirnya pada Mei, panel independen merekomendasikan agar negara-negara berpenghasilan tinggi mendistribusikan kembali setidaknya satu miliar dosis vaksin COVID-19 ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada 1 September, dan satu miliar dosis lainnya pada pertengahan 2022.

Dua ahli epidemiologi top WHO pada Selasa lalu mengecam negara-negara kaya karena menimbun perawatan dan vaksin COVID-19. Salah satunya mengatakan tindakan seperti itu dapat memperpanjang pandemik.

Sebuah studi oleh perusahaan analitik Airfinity menunjukkan bahwa negara-negara kaya telah membeli lebih banyak vaksin COVID-19 daripada yang mereka butuhkan. Airfinity memproyeksikan bahwa AS, Uni Eropa, Inggris, Kanada, dan Jepang akan memiliki surplus lebih dari 1,2 miliar dosis pada tahun 2021 setelah menginokulasi semua orang yang memenuhi syarat dan memberikan suntikan booster.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya