COVID-19 Cetak Rekor! Malaysia Bakal Lockdown Total Mulai 1 Juni 2021
Kasus harian COVID-19 di Malaysia terus cetak rekor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Malaysia akan menutup semua sektor ekonomi dan sosial dengan menerapkan penguncian wilayah (lockdown) total di seluruh negeri. Kebijakan tersebut akan berlaku mulai dari 1 Juni hingga 14 Juni.
Langkah ini diumumkan dalam pernyataan media yang diposting di halaman Facebook resmi Perdana Menteri Muhyiddin Yassin pada Jumat (28/5/2021) malam. Hanya sektor ekonomi dan jasa penting yang terdaftar Dewan Keamanan Nasional yang akan diizinkan beroperasi selama fase 1 penguncian.
“Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan situasi saat ini penyebaran COVID-19 di Malaysia dengan jumlah kasus harian melebihi 8.000 dan kasus aktif melebihi 70.000,” menurut pernyataan Muhyiddin, mengutip Channel News Asia.
Baca Juga: Tiba di Kualanamu, 4 WNA Malaysia Positif COVID-19
1. Akan ada penguncian fase 2 dan 3
Munculnya varian COVID-19 yang lebih ganas juga memengaruhi keputusan Dewan Keamanan Nasional untuk menerapkan lockdown. Menurut Muhyiddin, peningkatan jumlah kasus COVID-19 setiap harinya telah menyebabkan kapasitas rumah sakit untuk merawat pasien di seluruh negeri menjadi lebih terbatas.
Jika penguncian total fase 1 berhasil mengurangi kasus COVID-19 harian, pemerintah akan menerapkan penguncian fase 2 selama empat minggu dengan mengizinkan pembukaan kembali beberapa sektor ekonomi yang tidak melibatkan pertemuan besar.
“Setelah lockdown fase 2 berakhir, langkah selanjutnya adalah fase 3, yaitu menerapkan perintah pengendalian pergerakan yang serupa dengan yang berlaku saat ini, di mana kegiatan sosial tidak diperbolehkan dan hampir semua sektor ekonomi diizinkan untuk beroperasi dengan tunduk pada prosedur operasi standar yang ketat dan kehadiran fisik yang terbatas di tempat kerja,” kata Muhyiddin.
Namun, keputusan untuk berpindah dari satu fase ke fase berikutnya akan tunduk pada penilaian risiko kementerian kesehatan. Hal tersebut juga akan didasarkan pada beban kasus harian dan kapasitas rumah sakit nasional untuk merawat pasien COVID-19.
Baca Juga: Derita Para TKI, Harta dan HP Dirampas hingga Dihina Imigrasi Malaysia