TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

FDA Minta Johnson & Johnson Buang Jutaan Dosis Vaksin COVID-19

FDA juga izinkan penggunaan jutaan vaksin J&J

FDA (Website/pbs.org)

Jakarta, IDN Times - Badan Pengawas Obat & Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) menyatakan, Johnson & Johnson (J&J) harus membuang jutaan dosis vaksin COVID-19 yang bermasalah yang diproduksi di pabrik Baltimore.

Namun dalam pernyataan pada Jumat (11/6/2021) itu, FDA juga mengumumkan izin penggunaan jutaan dosis lain yang diproduksi di pabrik yang sama, yang dikenal sebagai Emergent BioSolutions Inc.

J&J telah mengonfirmasi bahwa FDA mengizinkan dua batch atau kelompok vaksin, tetapi tidak mengakui ada vaksin yang harus dibuang sesuai keputusan regulator.

“Keputusan hari ini mewakili kemajuan dalam upaya berkelanjutan kami untuk membuat perbedaan dalam pandemik ini dalam skala global,” kata Kathy Wengel, kepala petugas rantai pasokan global J&J, dalam pernyataannya, mengutip CNN.

Baca Juga: Fakta Penting tentang Vaksin COVID-19 dari Johnson & Johnson

1. Dosis vaksin yang dibuang

Jnj.com

Dua sumber yang mengetahui situasi tersebut menyatakan kepada Reuters bahwa badan tersebut telah membuang sekitar 10 juta dosis vaksin. Sebelumnya, The New York Times, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, melaporkan batch vaksin yang dibuang berjumlah sekitar 60 juta dosis.

FDA tidak mengungkapkan atau mengonfirmasi jumlah dosis vaksin yang terpengaruh. Namun dalam rilis berita menyatakan mereka telah mengizinkan dua batch vaksin untuk digunakan, serta beberapa batch tidak cocok untuk digunakan dan yang lainnya sedang dievaluasi.

“Lima batch ditolak setelah tinjauan kualitas dilakukan,” kata seorang pejabat, menurut CNN yang menyebut sekitar 60 juta dosis yang terpengaruh.

Baca Juga: Sebabkan Pembekuan Darah, FDA Minta AS Setop Vaksin Johnson & Johnson

2. Masalah produksi vaksin

Vaksin COVID-19 AstraZeneca. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sebagai informasi, pada April lalu, produksi vaksin J&J di pabrik Baltimore dihentikan otoritas AS. Penghentian itu dilakukan setelah ditemukan bahwa bahan-bahan dari vaksin COVID-19, AstraZeneca, yang juga diproduksi di pabrik pada saat itu, mencemari sejumlah vaksin J&J.

Produksi vaksin AstraZeneca tidak lagi dilakukan di sana.

Masalah produksi vaksin J&J juga dilaporkan terkait masalah sanitasi dan praktik manufaktur yang buruk di pabrik Emergent BioSolutions Inc.

Baca Juga: Sebabkan Pembekuan Darah, FDA Minta AS Setop Vaksin Johnson & Johnson

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya