TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Taliban Klaim Tangkap 2 Warga Malaysia yang Terkait ISIS-K

Malaysia masih mengonfirmasi kebenaran laporan

Potret militan Taliban di Afganistan. (namnewsnetwork.org)

Jakarta, IDN Times – Dua militan Malaysia telah ditahan oleh otoritas Taliban. Mereka diyakini bertempur bersama afiliasi Afghanistan dari Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), yang dikenal sebagai Negara Islam Khorasan (IS-K) atau ISIS-K.

Media Inggris The Times mengabarkan bahwa Kepala Departemen Investigasi Kriminal (CID) Taliban, Maulawi Saifullah Mohammed, mengatakan enam militan ditahan setelah baku tembak di sisi barat Kabul pada Kamis (26/8/2021) malam. Keenam militan yang ditahan terdiri dari empat warga Afghanistan dan dua warga Malaysia.

“Mereka tidak sekuat yang mereka kira. Kami baru saja mengalahkan tentara dari 36 negara NATO sehingga kami tahu kami dapat menangkap dan membunuh ISIS di mana pun kami menemukan mereka.”

Baca Juga: Balas Dendam Bom Kabul, Amerika Serang ISIS Pakai Drone!

1. Tanggapan Malaysia

Ilustrasi Taliban (ANTARA FOTO/AFP/Noorullah Shirzada)

Pejabat tinggi kepolisian Malaysia pada Sabtu menyatakan tidak memiliki informasi mengenai keterlibatan warga mereka dalam kelompok militan di Afghanistan, sebagaimana diberitakan media tersebut.

“Kepolisian Kerajaan Malaysia telah meminta badan keamanan di luar negeri untuk mengonfirmasi laporan serta tuduhan itu,” kata Inspektur Jenderal Polisi Acryl Sani Abdullah Sani.

“Investigasi juga sedang dilakukan apakah laporan itu melibatkan pejuang Negara Islam Malaysia yang sudah berada di luar negeri.”

Baca Juga: Daftar Negara yang Evakuasi di Afghanistan Jelang Tenggat dari Taliban

2. Puluhan warga Malaysia bergabung dengan ISIS

Mantan Mujahidin memegang senjata untuk mendukung pasukan Afghanistan dalam perang mereka melawan Taliban, di pinggiran provinsi Herat, Afghanistan, Sabtu (10/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Jalil Ahmad.

Menurut the Straits Times, puluhan warga Malaysia telah meninggalkan negara mereka untuk berperang dengan ISIS di Suriah dan negara-negara lain dalam dekade terakhir. Beberapa di antaranya telah diizinkan untuk kembali di bawah ketentuan yang ditetapkan oleh pihak berwenang.

Namun, tidak jelas berapa banyak yang tersisa di luar negeri.

Baca Juga: AS Peringatkan Ancaman Teroris ISIS-K di Afghanistan, Apa Itu?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya