TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Riau Rhythm Iringi Perjalanan Keliling Dunia Ferdinand Magelhães 

Panglima Awang bertemu dengan Ferdinand Magelhães

KBRI Lisabon

Lisabon, IDN Times - Karya musik “Awang Menunggang Gelombang” membawa imajinasi penonton ikut dalam ekspedisi mengelilingi dunia Ferdinand Magelhães pada tahun 1519-1521. Begitu pula dengan peran Panglima Awang, sang juru navigator dan penerjemah yang juga dikenal dengan nama Enrique.

Untuk pertama kalinya karya ini ditampilkan di Academia Almadense, Almada, Portugal pada akhir pekan lalu, Minggu (24/3).

1. Riau Cultural Mission 2019 promosikan budaya Indonesia ke Portugal

KBRI Lisabon

Riau Rhythm merupakan kelompok musik dari Kota Pekanbaru, Riau, yang memadukan unsur musik folklore tradisi melayu dengan alat musik barat. Pensosbud KBRI Lisabon, Andre Nurvily mengatakan, sebelumnya kelompok ini sudah mengumpulkan informasi sejarah, baik lisan maupun tulisan, kemudian menuangkan ide gagasan yang mereka dapat ke dalam karya musik.

Riau Cultural Mission 2019 didukung oleh Pemerintah Daerah Riau dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lisabon. Program ini bertujuan untuk mempromosikan diplomasi budaya Indonesia ke Portugal yang diisi dengan kegiatan dialog budaya melayu dengan tema “Menjelajahi Ingatan: Jejak-jejak Portugis di Nusantara” serta konser musik.

2. Pertunjukan “Jang Si Bono–Pencalang” membuka konser Riau Rhythm

KBRI Lisabon

Dalam dialog ini turut menghadirkan pembicara dari pakar filologi, Dr. Gijs L. Koster, ketua Majelis Kerapatan Adat  Lembaga Adat Melayu Riau, Datuk Seri Al Azhar, dan peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau, Sita Rohana. Dialog ini secara garis besar memaparkan tentang kehadiran Portugis di Nusantara, mengulas ingatan kolektif Melayu-Portugis, serta menjadi pengantar pertunjukan musik karya komposer Rino Deza Pati.

“Jang Si Bono–Pencalang” menjadi repertoire pertama yang disuguhkan untuk membuka konser Riau Rhythm. Karya tersebut menceritakan tentang fenomena arus pasang pada saat bulan purnama, yang bagi masyarakat Riau di sebut Bono, membuat penonton tak ingin beranjak dari kursinya.

“Ini pertama kalinya saya menyaksikan pertunjukan musik Melayu yang membuat saya tak ingin beranjak karena penasaran dengan repertoire berikutnya”, ujar Tania Mendes, musisi yang juga menjadi anggota kelompok gamelan Yogistragong di Lisabon.

3. Mainkan musik folklore Portugis Ó malhão- malhão, Riau Rhythm buat penonton terpukau

KBRI Lisabon

Malam itu juga ditampilkan repertoire karya musik dari Album Svarnadvipa, yaitu Puti Indira Dunia, Svara Jiva, Pantun Atui, Lukah Gila, The Sound of Svarnadvipa, dan ditutup dengan Dentang Denting Dentum.

Riau Rhythm juga memainkan musik folklore Portugis Ó malhão- malhão yang membuat semua penonton bertepuk tangan karena dimainkan dengan alat musik Gambus Selodang, khas Melayu Riau.

Direktur Academia Almadense, Vitor Pinto Claro menyampaikan konser musik ini merupakan kegiatan ketiga bertema Indonesia yang dilaksanakan di akademi yang dipimpinnya, setelah tahun sebelumnya menampilkan pertunjukan musik gamelan.

4. Ibnu Wahyutomo dukung pertunjukan kebudayaan Melayu

deskgram.net

Duta Besar RI untuk Republik Portugal, Ibnu Wahyutomo menyampaikan penghargaan dan berterima kasih kepada pihak Academia Almadense yang telah mendukung pertunjukan kebudayaan ini.

“Kami menyambut baik inisiasi yang dilakukan oleh Riau Rhythm dan tim dialog budaya karena dapat mempererat hubungan diplomasi antara Indonesia dengan Portugal, khususnya pengaruh Portugis terhadap perkembangan musik dan kebudayaan Melayu,” ujar Ibnu.

Di akhir pertunjukan, Duta Besar juga memberikan handbouque kepada pembicara dialog dan perwakilan Riau Rhythm.

5. Tak hanya konser musik, Riau Rhythm gelar workshop di Escola Superior de Música de Lisboa

KBRI Lisabon

Selain menggelar konser musik, grup Riau Rhythm juga menggelar workshop di Escola Superior de Música de Lisboa (25/3). Penonton yang hadir, antara lain staf pengajar dan mahasiswa musik menyampaikan apresiasi setinggi-tinginya kepada Riau Rhythm.

“Karya yang ditampilkan luar biasa, dapat menggabungkan unsur musik tradisional dengan alat musik barat, dan itu tidak mudah untuk saya lakukan”, ucap António J. Gonçalves, pengajar gitar klasik.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya