Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Sepanjang 2017 kita pasti sering mendengar berbagai kontroversi yang dibuat oleh Donald Trump. Donald Trump sendiri merupakan presiden ke-45 yang memimpin Amerika Serikat (AS).
Ia menggantikan Barack Obama yang memimpin dalam dua periode. Bahkan, sebelum ia resmi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, Trump selalu menjadi pusat perhatian dunia karena gaya bicara dan sikapnya yang penuh kontroversi.
Donald Trump merupakan Presiden yang diusung oleh Partai Republik dan berhasil memenangkan Pemilu mengalahkan Hillary Clinton yang berasal dari Partai Demokrat. Semenjak duduk dikursi Presiden mulai 20 Januari 2017, ia telah membuat beberapa kebijakan luar negeri yang kontroversial.
Berikut 5 kebijakan kontroversial Donald Trump sepanjang tahun 2017.
1. Kebijakan Imigrasi yang membatasi jumlah imigran muslim masuk ke AS
Trump mengeluarkan surat perintah presiden yang mengatur perihal pelarangan masuknya imigran ke wilayah AS. Menurutnya hal itu diharuskan untuk mencegah meningkatnya tindak terorisme di AS.
Trump beranggapan bahwa setiap tindakan terorisme yang pernah terjadi merupakan kesalahan para imigran yang berasal dari pendatang yang berasal dari negara-negara berkonflik. Berdasarkan hal itu Trum membatasi laju imigran dari 7 negara yang mayoritasnya beragama islam yakni Iran, Irak, Suriah, Sudan, Yaman, Somalia dan Libya.
2. Memerintahkan pembangunan tembok di perbatasan Amerika dan Meksiko
Kebijakan ini juga merupakan salah satu janji kampanyenya. Ia berdalih bahwa pembangunan tembok antara perbatasan Amerika dan Meksiko dapat mencegah laju imigran ilegal yang datang ke Amerika Serikat.
Pembangunan tersebut dapat mengatasi permasalah masuknya imigran dan keaman nasional. Tidak hanya menandatangani surat perintah presiden untuk membangun tembok di perbatasan, Trump juga dengan percaya diri mengatakan bahwa biaya pembangunan tembok tersebut akan dikenakan kepada pihak Meksiko.
3. Menganggap perubahan iklim dan pemanasan global sebagai isu yang tidak penting dan menarik diri dari perjanjian Paris
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Trump mengatakan bahwa perjanjian Paris yang sudah disetujui di tahun 2015 masih bisa dinegosiasikan. Hal ini sontak membuat Angela Merkel. Konselir Jerman membalas argumen itu dengan tegas. Angela Merkel mengatakan bahwa Perjanjian Paris sudah bersifat final dan tidak bisa dinegosiasikan lagi.
Hal itupun didukung oleh Presiden Prancis, Emmanuel Marcon. Trump sendiri memang bisa dibilang anti dengan isu perubahan iklim dan pemanasan global. Ia menganggap isu itu hanya akan menghambat perkembangan ekonomi AS.
Ia menyatakan bahwa Amerika Serikat mundur dari Perjanjian Paris pada bulan Juni 2017.
4. Trump Menarik AS untuk keluar dari Kemitraan Trans-Pasifik
Mundur dari Kemitraan Trans-Pasifik juga merupakan janji kampanye Donald Trump. Ia meyakini bahwa perjanjian dagang ini tidak memberikan keuntungan yang besar bagi Amerika Serikat.
Langkah ini diambil karena menurutnya kemitraan Trans-Pasifik hanya merugikan perusahaan-perusahaan asal Amerika. Kemitraan ini juga dianggap membuat tenaga kerja asal Amerika Serikat tidak terserap dengan baik karena banyaknya perusahaan Amerika yang akhirnya lari ke luar negeri.
Kemitraan Trans-Pasifik atau yang juga dikenal dengan sebutan TPP sebenarnya merupakan wadah kerjasama antarnegara dengan kapasitas ekonomi dunia sebesar 40%. TPP dibentuk dengan maksud untuk memperkuat hubungan ekonomi dan memicu pertumbuhan ekonomi dengan upaya seperti pengurangan hambatan tarif.