TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lagi, Bom Nyasar Militer Filipina Tewaskan Tentara Sendiri

Ratusan orang juga telah meregang nyawa.

Jorge Silva/Reuters via ANTARA FOTO

Laporan mengejutkan datang dari pihak militer Filipina. Dalam laporan tersebut, sebuah jet militer Filipina dikabarkan secara tidak sengaja membunuh dua tentara dan melukai 11 lainnya. Kejadian itu berlangsung saat para sedadu sedang berjuang untuk merebut kembali sebuah kota di selatan Manila dari kelompok Maute yang terafiliasi ISIS.

Romeo Ronoco/Reuters via ANTARA FOTO

Juru Bicara Militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan bahwa serangan udara pada tengah hari tersebut dilakukan di sebuah bangunan di mana gerilyawan diyakini bersembunyi. Sayangnya, satu dari empat bom yang dijatuhkan oleh jet tempur FA-50 tersebut salah sasaran.

Bukannya menyasar para milisi, bom tersebut malah meledak di sebuah bangunan tempat prajurit-prajurit Filipina. Ledakan pun terjadi dan mengakibatkan sebagian bangunan itu runtuh. Puing-puing besar yang jatuh dari bagian struktur itulah yang kemudian menghantam tentara-tentara yang ada di dalamnya. Akibatnya, dua orang langsung tewas dan 11 lainnya terluka. Uniknya, insiden ini merupakan kali kedua.

Baca Juga: Penyanderaan WNI di Filipina: Kapal TB Charles Sempat 2 Kali Dibajak. 

Sebelumnya, 11 tentara juga tewas karena bom sendiri.

Jorge Silva/Reuters via ANTARA FOTO

Aksi bom tentara sendiri juga pernah terjadi pada tanggal 31 Mei 2017 lalu. Saat itu, pasukan pemerintah berjuang untuk memberantas pemberontak Maute dari Marawi. Di saat bersamaan, sebuah pesawat Angkatan Udara tidak sengaja menjatuhkan sebuah bom pada tentara Filipina yang sedang terlibat. Bom nyasar ini pun menewaskan 11 tentara.

Namun, pejabat keamanan dan pertahanan setempat mengelak tudingan tersebut. Mereka menegaskan bahwa serangan bom tersebut telah menggunakan teknologi yang "presisi" dan tidak akan merugikan warga sipil yang tidak bersalah. Tetapi, militer setempat kemudian mengatakan bahwa persenjataan yang digunakan dalam serangan udara 31 Mei 2017 sebenarnya adalah bom biasa karena pasokan amunisi berpanduan presisi telah habis.

Letnan Kolonel Jo-ar Herrera, Juru Bicara Gabungan Task Force Marawi berjanji untuk menguji lagi kemampuan dan kompetensi pilot Angkatan Udara yang melakukan serangan udara. Tetapi, sejauh ini dia meyakini pilot-pilot yang dimiliki Filipina sangat terlatih.

Baca Juga: Kalah Dalam Baku Tembak, 18 Tentara Filipina Tewas di Tangan Abu Sayyaf. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya