Kabur dari Suriah, Pria Ini Terdampar di Malaysia Selama 37 Hari
Kaya film "The Terminal" ya.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kuala Lumpur, IDN Times - Perang yang berkecambuk di negara Suriah membuat kehidupan warganya tak menentu. Banyak yang memilih untuk pindah ke tempat lain mencari perlindungan. Tapi terkadang mendapatkan perlindungan tidak semudah yang dibayangkan.
Hal inilah yang terjadi pada seorang pria asal Suriah. Ia dibiarkan begitu saja di Bandara Kuala Lumpur. Bukan sejam atau dua jam, diaterlunta-lunta selama 37 hari tanpa solusi. Apa penyebabnya?
Diberitakan The Guardian, (12/4), Hassan al-Kontar mengaku dirinya terdampar di bandara utama Malaysia selama lebih dari sebulan setelah ditolak masuk di berbagai negara dan memohon bantuan untuk melarikan diri.
Dalam video yang dia unggah di YouTube, Hassan menggambarkan keadaannya ketika dia tiba di terminal Bandara Internasional Kuala Lumpur 37 hari yang lalu. Dia tidur di bawah tangga dan mandi di toilet. Dia seolah dibiarkan terdampar begitu saja oleh maskapai penerbangan dan petugas imigrasi.
Pria berusia 36 tahun ini mengaku ketakutan ditangkap di negara asalnya karena menolak panggilan dinas militer. Dia mencoba mencari perlindungan di berbagai negara tapi hasilnya nihil. Dia juga dilarang memasuki Kamboja dan dia tidak diizinkan kembali ke Malaysia. Alhasil, dia pun terjebak di ruang transit terminal tanpa solusi yang jelas.
Baca juga: Serangan di Suriah, Badan Senjata Kimia Turun Tangan.
Editor’s picks
“Mereka tidak punya solusi. Saya pun juga tidak punya solusi,” jelasnya. Ia mengaku sedih karena terdampar dan uangnya semakin menipis. Pria ini bahkan harus berhemat untuk makan paket nasi dan ayam yang disediakan maskapai penerbangan untuk makanan sehari-harinya.
1. Pria ini merasa lemah, kesepian, dan tidak diinginkan
“Saya merasa kesepian, lemah, tidak diinginkan dan ditolak. Tidak ada yang menerima saya,” tuturnya dalam video yang dia posting di YouTube.
"Saya tak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Saya menghubungi hampir semua organisasi hak asasi manusia. Mereka kembali kepada saya dan mereka mengatakan mereka tidak dapat membantu.”
Baca juga: Serangan di Suriah, Badan Senjata Kimia Turun Tangan.