TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selidiki Produsen Sepatu "Ivanka Trump", Tiga Buruh Hilang

Perusahaan tersebut diduga memberikan target yang "tak lazim" pada karyawannya.

wkbw.com

Ada sebuah perusahaan Tiongkok yang memproduksi sepatu bermerek Ivanka Trump di Tiongkok. Diduga menyimpan banyak masalah pelik, tiga aktivis buruh pun memutuskan untuk menyelidiki perusahaan yang mencatut nama anak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump tersebut. Sayangnya, penyelidikan tersebut berakhir pilu. Tiga aktivis tersebut dikabarkan ditangkap dan hilang.

Baca juga: Produsen Sepatu Sandiaga Uno Ternyata Pernah Menyumbang Teman Ahok

Kronologi penangkapan dan pelenyapan aktivis buruh Tiongkok.

nypost.com

Kasus ini bermula saat seorang aktivis bernama Hua Haifeng ditangkap polisi dengan tudingan melakukan penyelidikan ilegal terhadap pabrik Ivanka Trump. Dalam melakukan aksinya, Hua diduga juga melakukan koordinasi dengan organisasi hak-hak buruh di Tiongkok. Dia sempat dibebaskan, namun tak lama kemudian dia menghilang ketika berangkat menuju Provinsi Jiangxi.

Dua buruh lainnya juga merupakan aktivis mengalami nasib yang sama. Mereka adalah Li Zhao dan Su Heng. Keduanya juga mengikuti jejak Hua untuk menginvestigasi pabrik sepatu Ivanka Trump.

Meski keduanya kini tak jelas rimbanya, namun lembaga pengawasan buruh Tiongkok memilih untuk berpikir lebih positif. Mereka menduga ketiganya masih diamankan oleh polisi atau ditahan di pabrik sepatu tersebut untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Menurut data dari badan perdagangan setempat, brand Ivanka Trump sejatinya memang mengimpor sebagian besar barang dagangannya dari Tiongkok. Ivanka dan ayahnya memiliki jaringan merk dagang yang luas di Tiongkok. Sayang, keduanya tidak berhasil membangun ritel besar di negara tersebut.

Para buruh diduga bekerja sama dengan LSM asal Amerika.

wkbw.com

Dikutip dari Time.com, (1/6), ketiganya diduga bekerja sama dengan lembaga nirlaba Amerika Serikat untuk menerbitkan sebuah laporan investigasi. Investigasi tersebut dilakukan untuk mengungkap mengenai dugaan adanya gaji rendah, lembur yang berlebihan, dan kemungkinan penyalahgunaan pekerja di bawah umur.

Direktur Eksekutif Pengawasan Buruh di Tiongkok, Li Qiang membenarkan adanya dugaan perusahaan tersebut menerapkan kondisi kerja yang buruk. Sayangnya, belum ada upaya lebih lanjut untuk membawa masalah ini ke ranah hukum.

Baca Juga: Rizieq Ingin Disambut Seperti Pemimpin Revolusi Iran. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya