TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Setelah 2 Tahun Dicengkeram ISIS, Sri Rahayu Akhirnya Kembali ke Indonesia

Kisah TKI yang bertahun-tahun mengabdi di negeri konflik

Sumber Gambar: bbc.com/indonesia

Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negeri orang, bukanlah perkara mudah. Apalagi jika bekerja di negara yang penuh dengan konflik. Seperti halnya yang terjadi pada Sri Rahayu.

Sri Rahayu adalah TKI yang didatangkan dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, ke Suriah pada 2 Februari 2011. Tentunya bukan hal yang mudah baginya untuk bertahan hidup di Suriah yang dijaga ketat oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Setelah berjuang, akhirnya dia bisa pulang kembali ke tanah air dalam kondisi sehat.

Sumber gambar: detik.com

Dia didatangkan ke Suriah oleh agen tenaga kerja PT Binhasan Maju Sejahtera asal Indonesia. Sri lalu diperkerjakan sebagai asisten rumah tangga selama 2,5 tahun di kota Aleppo. Usai 2,5 tahun berlalu, Sri bukannya dipulangkan, tetapi dia malah ditugaskan kembali oleh agen bernama Sana ke majikan baru bernama Abdul Azim al-Ujaeli di Kota Raqqa.

Sumber gambar: bestofradio.se

Baca Juga: Ketika Dunia Lebih Cepat Menghakimi: ISIS Bukan Islam.

Kala itu, agen tenaga kerja Sri membohonginya dengan mengatakan bahwa KBRI tutup di Suriah dan tidak ada penerbangan ke Indonesia. Kala itu, kota Raqqa masih dikuasai oleh kelompok pemberontak Free Syrian Army (FSA). Tak terasa setelah tiga bulan berlalu, pada akhir 2013 pasukan kelompok ISIS memasuki Raqqa dan mengklaim kota tersebut sebagai “Ibu Kota ISIS”.

Sumber Gambar: suara.com

Untungnya selama dua tahun bekerja di Raqqa, Sri Rahayu digaji dengan baik oleh majikannya. Sang majikan, Abdul Azim al-Ujaeli adalah seorang insinyur yang terkenal di kota tersebut. Dia bertugas untuk merawat majikannya yang sudah tua dan tinggal seorang diri. Anak-anak majikannya sudah keluar dari Raqqa.

Majikan Sri Rahayu bukanlah simpatisan ISIS, dia hanya penduduk asli yang terjebak di Raqqa. Usia senja membuatnya tak berkutik untuk bisa keluar dari kota tersebut.

Sri Rahayu menyaksikan langsung kekejaman ISIS di Suriah.

Sumber gambar: voaindonesia.com

Selama tinggal dan bekerja di kota Raqqa, Sri Rahayu menyaksikan langsung bagaimana ISIS memasuki kota tersebut. Sri Rahayu mendengar orang-orang berlarian sambil berteriak ketakutan. Usai berhasil memasuki Kota Raqqa, ISIS dengan cepat merebut gudang senjata milik Batalyon 17 tentara Suriah. Itulah awal mula ISIS menguasai kota tersebut. Bendera hitam menjadi pemandangan yang lazim di kota Raqqa.

Saat tinggal di Suriah, Sri Rahayu selalu mengenakan pakaian hitam dengan cadar yang menutup rapat wajahnya. Bahkan dia selalu mengenakannya ketika keluar rumah atau sekadar membersihkan halaman agar tidak diketahui berasal dari Indonesia.

Sumber Gambar: bbc.com

Suatu ketika, perempuan yang pernah bekerja di Arab Saudi selama 20 tahun ini disuruh oleh majikannya untuk membeli rokok secara sembunyi-sembunyi. Pasalnya ISIS mengharamkan rokok dan akan menghukum keras para perokok. Sebelum tiba di tempat penjual rokok, dia dicegat oleh anggota ISIS dan ditanya akan ke mana.

Sri mengatakan bahwa dia akan membeli sesuatu di pasar. Tentara ISIS tersebut lantas memerintahkannya untuk kembali ke rumah karena tidak didampingi oleh lelaki muhrimnya. Sejak Raqqa dikuasai ISIS, memenuhi kebutuhan bahan pokok menjadi sangat sulit. Pada bulan Ramadhan tahun 2014, dia bahkan bercerita harus mengantri dan terpaksa menginap di pabrik roti hanya untuk mendapatkan roti.

Baca Juga: ISIS Diduga Melatih Banyak Wanita untuk Menjadi Pelaku Bom Bunuh Diri.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya