TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Pejabat Tinggi dari 3 Negara Mengundurkan Diri Hari Ini, Kebetulan?

Ini lho alasannya...

Berbagai sumber

Hari ini, Senin 5 Desember 2016, akan diingat sebagai hari bersejarah dari dunia politik internasional. Hal ini dikarenakan ada tiga pejabat tinggi negara mengundurkan diri di hari yang sama. Mereka adalah Perdana Menteri Selandia Baru John Key, Perdana Menteri Italia Matteo Renzi dan Wakil Presiden Filipina Leni Robredo.

Baca Juga: Baru 2 Bulan Direkrut, Ketua Tim Kampanye Donald Trump Mengundurkan Diri

John Key menyebut urusan keluarga sebagai alasan pengunduran dirinya.

Mariano Bazo/Reuters via thestar.com

Dikutip dari BBC, John Key yang kini berusia 51 tahun ini telah menjabat sebagai perdana menteri selama delapan tahun. Ia mengakui bahwa pengunduran diri itu adalah keputusan terberat yang pernah diambil. Key beralasan bahwa urusan keluarga yang membuatnya memilih mengundurkan diri. Media sendiri sempat berspekulasi bahwa istri Key yang berusia 32 tahun yang memaksanya untuk mengakhiri karir politik. Sebabnya adalah dalam sebuah wawancara Key sempat menyatakan bahwa sang istri lebih suka dia lebih banyak berada di rumah.

Tak hanya rakyat Selandia Baru yang terkejut dengan keputusan Key. Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull juga mengaku cukup kaget. Setelah mendengar kabar ini, Turnbull langsung mengirim pesan kepada Key yang berbunyi "say it ain't so, bro" atau yang dalam Bahasa Indonesia kurang lebih berarti "jangan bilang itu benar, bro". Keduanya memang sangat akrab dan disebut terlibat dalam political bromance -- istilah yang merujuk pada dua pria yang sangat dekat, tapi dalam konteks politik.

Matteo Renzi mundur setelah kalah dalam referendum nasional.

Tiziana Fabi/AFP/Getty Images via politico.eu

Renzi yang menjadi perdana menteri termuda Italia ini baru dua tahun menjabat sebelum akhirnya memutuskan mundur. Mundurnya Renzi adalah karena kalah dalam referendum yang sangat krusial di Italia. Berdasarkan laporan The Guardian, Italia menyelenggarakan sebuah referendum nasional tentang perubahan arah konstitusi Italia. Sebesar 59,1% pemilih menolak usulan pemerintah tersebut. Hasil ini disebut-sebut berkaitan erat dengan semakin populernya partai-partai politik sayap kanan di Italia yang mengikuti tren di Eropa dan Amerika Serikat.

Dalam pengumuman pengunduran dirinya di istana Presiden Palazzo Chigi, Renzi menyebut bahwa hasil ini memalukan baginya. Lebih lanjut, dia menyatakan pengalamannya dalam pemerintah berakhir saat hasil ini keluar. Dengan begitu, berbagai pihak memprediksi sentimen anti-imigran dan Uni Eropa di Italia akan semakin kuat yang akan berdampak pada ketidakstabilan kondisi politik serta ekonomi negara tersebut.

Baca Juga: Lebih dari 1 Juta Rakyat Korea Selatan Turun ke Jalan Menuntut Presiden Mundur

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya