TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Seputar Misteri Hilangnya Wartawan Jamal Khashoggi

Jamal Khashoggi diduga dibunuh oleh otoritas Arab Saudi

ANTARA FOTO/REUTERS/Osman Orsal

Riyadh, IDN Times - Hilangnya kolumnis Washington Post sekaligus orang yang kerap mengkritik kerajaan Arab Saudi, Jamal Khashoggi, menjadi penyebab merenggangnya hubungan antara negara Timur Tengah tersebut dengan Amerika Serikat.

Donald Trump mengancam Arab Saudi jika Khashoggi benar-benar tewas. Sebagai balasan, Arab Saudi juga menegaskan tidak akan terima begitu saja bila ada sanksi yang dijatuhkan terkait keberadaan jurnalis yang lari dari negara itu pada Juni tahun lalu.

1. Khashoggi dilaporkan menghilang sejak 2 Oktober lalu

Pexels.com

Berdasarkan laporan dari pemerintah Turki, Khashoggi berada di Istanbul untuk mendatangi konsulat Arab Saudi di sana pada 2 Oktober 2018. Pria berusia 59 tahun itu perlu mengurus sejumlah dokumen karena akan segera melangsungkan pernikahan.

Ia datang bersama tunangannya, Hatice Cengiz, tapi masuk ke dalam gedung sendiri. Hanya saja, tidak ada tanda-tanda bahwa Khashoggi keluar dari sana. Sejak saat itu, keberadaan Khashoggi dipertanyakan oleh berbagai pihak.

2. Ia merupakan salah satu jurnalis ternama Arab Saudi yang sering mengkritik pemerintah

Khashoggi dianggap bukan jurnalis sembarangan. Pria kelahiran Madinah, Arab Saudi, itu berasal dari keluarga kaya raya yang kemudian menjadi musuh kerajaan karena kerap melontarkan kritik melalui berbagai tulisan maupun dalam sejumlah penampilan.

Sempat menjadi pemimpin redaksi media berbahasa Inggris, Arab News, Khashoggi mengkritik penerapan nilai-nilai keagamaan di negaranya dan mengharapkan adanya reformasi. 

Pada Juni 2017 ia terpaksa kabur ke Amerika Serikat ketika kerajaan memburu siapapun yang dianggap ancaman. Dalam kolom pertamanya di Washington Post, ia menulis, "Aku meninggalkan rumahku, keluargaku, dan pekerjaanku, dan aku berbicara semakin keras...Kami orang Saudi pantas mendapatkan yang lebih baik."

3. Muncul dugaan bahwa Khashoggi dibunuh di dalam kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul

Istambul (Pixabay)

Media Washington Post mengaku bahwa intelijen Amerika Serikat menginformasikan Khashoggi kemungkinan besar diinterogasi, disiksa, kemudian dibunuh di dalam kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul. Pihak intelijen, menurut pengurus redaksi, memberikan bukti kuat berupa rekaman suara dan video yang direkam oleh Khashoggi.

"Suara rekaman dari dalam gedung menggambarkan apa yang telah terjadi kepada Jamal usai ia masuk ke dalam. Kalian bisa dengar suaranya dan suara-suara beberapa laki-laki berbicara dalam bahasa Arab. Kalian bisa dengan bagaimana dia diinterogasi, disiksa dan kemudian dibunuh," kata sumber yang dikutip oleh redaksi.

 

Baca Juga: Hubungan Semakin Memanas, Justin Trudeau Terus Tekan Arab Saudi

4. Arab Saudi menegaskan tidak akan berdiam diri jika ada sanksi yang dijatuhkan karena Khashoggi

ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Dalam wawancara khusus dengan CBS dalam program 60 Minutes, Donald Trump memberikan tanggapannya terkait keberadaan Khashoggi. Ia mengatakan akan ada "hukuman yang sangat berat" kepada Arab Saudi jika Khashoggi benar tewas di tangan otoritas mereka.

Trump mengaku kasus ini "sangat, sangat menjadi perhatian" dan bahwa pihaknya "akan sangat kecewa dan marah" jika pemerintah Arab Saudi terlibat. "Sampai saat ini mereka mengelak, dan mereka mengelak dengan keras. Apakah bisa jadi mereka adalah pelakunya? Ya."

Arab Saudi pun melontarkan balasan. Kantor berita Arab Saudi, SPA, melaporkan bahwa pejabat kerajaan menyatakan pihaknya "mengonfirmasi bahwa jika ada tindakan yang diambil karena ini, kerajaan akan meresponsnya dengan tindakan yang lebih besar".

"Kerajaan mengonfirmasi penolakan kategorial dari ancaman dan usaha apapun untuk mencederai kami melalui ancaman untuk memberlakukan sanksi ekonomi atau tekanan politik," tambahnya.

Baca Juga: Misteri Hilangnya Presiden Interpol Tiongkok Terkuak

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya