TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Akibat Pengaruh Tiongkok, Taiwan Tak Diundang ke Pertemuan WHO

Pertemuan membahas COVID-19 diikuti negara anggota WHO

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberikan keterangan pers mengenai situasi wabah virus corona di negaranya, di Pusat Pengendalian Penyakit di Taipei, Taiwan, pada 7 Februari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Fabian Hamacher

Taipei, IDN Times - Pemerintah Taiwan mengungkap bahwa pihaknya tidak mendapatkan undangan untuk mengikuti pertemuan tahunan yang diselenggarakan badan kesehatan dunia (WHO) pada minggu ini. Melalui pernyataan resmi, Menteri Luar Negeri Joseph Wu mengaku kecewa dan pihaknya terpaksa menangguhkan pembahasan status Taiwan di WHO sampai tahun depan.

Pertemuan Majelis Kesehatan Dunia (WHA) dilakukan secara virtual yang dimulai pada Senin (18/5). Seluruh negara anggota WHO mengikutinya, terutama mengingat masa pandemik COVID-19 yang masih berlangsung dan koordinasi internasional diperlukan demi mengakhirinya. Sampai saat ini, total ada lebih dari 4,7 juta kasus COVID-19 dan lebih dari 317.000 kematian di seluruh dunia.

Baca Juga: [UPDATE] 4,7 Juta Orang Terpapar Virus Corona, Indonesia Urutan ke-33 

1. Menteri Luar Negeri Taiwan menyinggung peran Tiongkok menggagalkan upaya untuk diakui sebagai anggota WHO

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberikan keterangan pers mengenai situasi wabah virus corona di negaranya, di Pusat Pengendalian Penyakit di Taipei, Taiwan, pada 7 Februari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Fabian Hamacher

Kepada para reporter, Wu menegaskan pihaknya sangat kecewa dengan keputusan WHO yang tak memasukkan Taiwan ke dalam daftar undangan. "Walau dengan segala usaha dan level dukungan internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya, Taiwan tetap tidak mendapatkan undangan untuk ikut serta (dalam pertemuan)," kata Wu, seperti dikutip Reuters.

"Kementerian Luar Negeri mengungkapkan kekecewaan mendalam dan rasa tidak puas yang besar karena Sekretariat WHO menyerah pada tekanan dari pemerintah Tiongkok dan terus bersikap masa bodoh terhadap hak 23 juta warga Taiwan untuk mendapatkan kesehatan," lanjutnya.

Taiwan sendiri berkali-kali menjelaskan alasan mengapa pihaknya berhak untuk menjadi anggota WHO, terutama di tengah pandemik. Menurut pemerintah, Taiwan berhasil membuktikan kemampuan dalam merespons COVID-19 walau acap kali tidak mendapatkan informasi kunci mengenai virus yang menyebabkannya.

Kasus COVID-19 di Taiwan sampai sekarang hanya sebanyak 440 dan angka kematiannya sangat rendah yaitu tujuh kasus. Namun Tiongkok, yang tak lain adalah anggota WHO, mengklaim Taiwan sebagai bagian dari negaranya sehingga tak berhak mengikuti pertemuan lembaga internasional sebagai entitas merdeka. 

2. Amerika Serikat menyatakan protes kepada WHO karena keputusan itu

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo saat mengikuti rapat kabinet dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Keputusan untuk tak mengundang Taiwan mengundang reaksi keras dari Washington DC. "Amerika Serikat mengecam pengecualian terhadap Taiwan dari Majelis Kesehatan Dunia," kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip South China Morning Post.

Ia pun mengarahkan protesnya kepada Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. "Tedros punya kekuatan hukum dan preseden untuk memasukkan Taiwan dalam serangkaian aktivitas WHA. Namun, dia lebih memilih tidak mengundang Taiwan [karena] di bawah tekanan Republik Rakyat Tiongkok," tambahnya.

"Tidak adanya independensi Direktur Jenderal mencabut keahlian saintifik Taiwan soal penyakit pandemik yang sudah diakui, dan semakin merusak kredibilitas serta efektivitas WHO pada saat dunia sangat memerlukannya."

Wu sendiri menegaskan Taiwan tidak akan melanjutkan upaya sampai tahun depan. "Setelah melalui pertimbangan penuh kehati-hatian, kami menerima saran dari para sekutu kami dan negara-negara lain yang sepemikiran untuk menunggu sampai sesi selesai sebelum melanjutkan permohonan kami (untuk jadi anggota WHO)," kata Wu.

Baca Juga: Xi Jinping Akhirnya Buka Suara Tentang Usulan Investigasi Virus Corona

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya