TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Amerika Serikat dan Eropa Berlomba Uji Coba Calon Vaksin COVID-19

Sebanyak 14.000 orang mendaftar sebagai sukarelawan

Anggota medis membantu pekerja migran masuk ke ambulans di Singapura, pada 24 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su

New York City, IDN Times - Sejumlah perusahaan medis dunia mulai memasuki fase pengujian calon vaksin untuk pasien virus corona atau COVID-19. Sejak dunia menyaksikan betapa cepatnya virus ini menyebar, korporasi-korporasi yang bergerak di bidang farmasi berlomba-lomba memproduksi vaksin.

Salah satunya adalah Pfizer yang tergolong raksasa produsen obat-obatan di Amerika Serikat. Pada awal Mei lalu, perusahaan berbasis di New York City itu mengungkap kesiapan uji coba vaksin eksperimental ke tubuh manusia. 

Baca Juga: [WANSUS] Dirut Bio Farma Bicara Bikin Vaksin Hingga Test Kit COVID-19

1. Pfizer bekerja sama dengan perusahaan farmasi Jerman

Murid SD kembali bersekolah saat pandemik COVID-19 di Nagasaki, selatan Jepang, pada 11 Mei 2020. ANTARA FOTO/Kyodo/via REUTERS

Dalam memproduksi dan menguji calon vaksin, Pfizer mengumumkan kerja sama dengan perusahaan farmasi Jerman BioNTech SE. Berdasarkan pelacakan informasi yang tersedia di situs bioworld.com, BioNTech telah mendapatkan izin pengujian dari pemerintah Jerman pada 23 April lalu.

Keduanya juga bersiap uji coba di Amerika Serikat. Untuk mempercepat proses ini, Pfizer sampai mengalihkan produksi obat-obatan lainnya ke kontraktor eksternal, karena ingin fokus terhadap calon vaksin COVID-19.

Melansir CNBC, jika berhasil, Pfizer berharap mendapat lampu hijau dari otoritas berwenang Amerika Serikat setidaknya pada Oktober mendatang, untuk melakukan produksi massal. Pfizer mengaku bisa mendistribusikan hingga 20 juta dosis pada akhir 2020, dan kemungkinan ratusan juta setahun berikutnya.

2. Tiga perusahaan farmasi Eropa bersiap menuju uji coba pada pertengahan 2020

Anggota medis membantu pekerja migran masuk ke ambulans di Singapura, pada 24 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su

Perusahaan farmasi Italia, Reithera, berkolaborasi dengan Leukocare dan Universalls yang masing-masing berbasis di Jerman serta Belgia untuk mempercepat produksi calon vaksin COVID-19. Upaya ini diawasi langsung oleh Jean-Paul Priells, mantan petinggi divisi vaksin di raksasa obat-obatan dunia, Glaxosmithkline. 

Menurut catatan bioworld.com, fase pengujian disebut akan dimulai pada Juni di Italia. Seandainya calon vaksin tersebut ampuh dan pemerintah Italia memberikan otorisasi, ketiga perusahaan mengaku bisa mendistribusikan sekitar enam juta dosis pada awal 2021. 

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada Dewan Ekonomi dan Sosial PBB bahwa sudah ada sekitar tujuh sampai delapan kandidat utama.

"Kami fokus pada sedikit kandidat yang mungkin bisa membawa hasil lebih baik dan mempercepat kandidat-kandidat dengan potensi lebih baik tersebut," kata Tedros, seperti dikutip AP. Namun, ia tak menyebut kandidat yang dimaksud.

Baca Juga: [UPDATE] Warga Dunia Terinfeksi COVID-19 Tembus 4,25 Juta, AS Dominasi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya