Deklarasi Panmunjom Terjadi 2 Tahun Lalu, Apa Dampaknya Sekarang?
Saat pemimpin kedua Korea lakukan pertemuan bersejarah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seoul, IDN Times - Tanggal 27 April 2017 menjadi momen bersejarah bagi hubungan Korea Utara dan Korea Selatan. Ini dikarenakan pada waktu tersebut, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, bertemu di perbatasan kedua negara, tepatnya di Desa Panmunjom, yang dijadikan sebagai kawasan demiliterisasi.
Pertemuan Tingkat Tinggi Korea tersebut berlangsung menyusul relasi kedua negara yang memanas selama bertahun-tahun sebelum akhirnya membaik pada Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang pada Februari di tahun yang sama.
Lalu, setelah dua tahun, apa kemajuan yang dicapai dari pertemuan itu?
1. Deklarasi Panmunjom berisi kesepakatan untuk berdamai
Di akhir pertemuan, Kim dan Moon menandatangani Deklarasi Panmunjom. Isinya adalah kesepakatan untuk membentuk hubungan antar Korea yang lebih baik demi terwujudnya perdamaian di kawasan.
Seperti diketahui, sejak disintegrasi di Semenanjung Korea terjadi pada 1953, relasi kedua negara mengalami pasang dan surut.
Mengutip KBS, ada tiga poin utama dalam Deklarasi Panmunjom. Pertama, Kim dan Moon sepakat dengan adanya denuklirisasi Semenanjung Korea. Dalam setahun, artinya hingga 2018, kedua Korea setuju mencapai deklarasi resmi dari akhir Perang Korea. Kedua, pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan itu mendorong adanya pertemuan trilateral dengan Amerika Serikat.
Tujuannya adalah mengubah gencatan senjata menjadi perjanjian dan rezim damai yang permanen. Ini mengingat peran Amerika Serikat cukup besar dalam konflik di wilayah tersebut sebagai aliansi Korea Selatan. Ketiga, baik Kim mau pun Moon setuju perlu ada kerja sama ekonomi antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Baca Juga: Digosipkan Meninggal Dunia, Bagaimana Kabar Kim Jong-un Sebenarnya?