Kebingungan dan Kemarahan Warga Wuhan Usai Kotanya Ditutup Pemerintah
Beberapa warga menilai pemerintah tidak sigap
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Wuhan, IDN Times - Pemerintah lokal di kota Wuhan, Tiongkok, menutup kota berpenduduk 11 juta tersebut menyusul tewasnya 17 orang dan sekitar 600 orang sakit akibat virus corona, Kamis (23/1).
Namun, kepada The New York Times, sejumlah warga Wuhan mengaku bingung dan marah karena penutupan kota yang serba mendadak itu. Dilansir Reuters, pemerintah setempat menginformasikan semua jaringan transportasi dihentikan dan penerbangan keluar dari Wuhan ditunda sejak pukul 10.00 pagi.
1. Pakar SARS mengaku "tidak berdaya"
Dr. Guan Yi, seorang profesor penyakit menular di Hong Kong sekaligus pakar Sindrom Pernafasan Akut Berat (SARS), mengkritik otoritas di Wuhan karena terlalu lamban dalam merespons penyebaran virus corona. Ia juga menilai pemerintah telah menghalangi upayanya dalam menyelidiki penyebarannya.
"Saya merasa sangat tidak berdaya," kata Guan Yi, yang sukses mengidentifikasi virus corona penyebab SARS pada 2002 sampai 2003, kepada majalah Tiongkok Caixin. Pada Selasa (21/1), ia dan timnya tiba di Wuhan lalu kaget karena saat berada di pasar yang diduga asal virus itu, Guan menemukan pengunjung tak memakai masker.
"Saya kira saat itu, kita harus berada dalam 'situasi perang', tapi bagaimana belum ada kewaspadaan?" tanya Guan. "Kasihan warga, mereka sedang bersiap-siap merayakan Tahun Baru dalam kedamaian dan tak tahu soal epidemik itu."
Baca Juga: Corona Virus Telah Tewaskan 17 Orang, Tiongkok Isolasi Kota Wuhan