TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Liput Wapres AS, Jurnalis Perempuan Dapat Perlakuan Tak Mengenakkan

Mereka harus berdiri di barisan belakang saat meliput

Unsplash.com/Rob Bye

Yerusalem, IDN Times - Sejumlah jurnalis perempuan yang meliput kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence, ke Yerusalem kecewa dengan perlakuan yang mereka terima. Ketika Pence mendatangi rumah ibadah Yahudi, aturan segregasi gender menyulitkan mereka mendapatkan foto Pence.

Baca juga: OKI Akui Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina

1. Salah satu reporter menyebut "jurnalis perempuan adalah warga kelas dua"

Twitter.com/talschneider

Berita tentang perlakuan terhadap para jurnalis perempuan menjadi perbincangan hangat di media sosial, salah satunya setelah reporter media Israel, Tal Schneider, menuliskan cuitan pada Selasa (23/1). Cuitan Schneider, yang sudah mendapatkan lebih dari 300 retweet, berisi pengalamannya menjadi korban segregasi gender di Tembok Ratapan, Yerusalem.

"Pemisahan di Tembok Ratapan. Para perempuan terisolasi dan tak bisa memotret, bekerja. Para jurnalis perempuan adalah warga kelas dua. Fotografer-fotografer perempuan Amerika berteriak-teriak heboh kepada para perwakilan Gedung Putih," tulisnya. Schneider juga menggunakan tagar #PenceFence untuk menunjukkan ada pagar yang memisahkan antara jurnalis perempuan dan laki-laki.

2. Reporter lain mengatakan hal yang sama terjadi ketika duta besar Amerika Serikat untuk PBB berkunjung ke sana

Unsplash.com/Arno Smit

Sejumlah warganet membantah jika yang terjadi adalah diskriminasi. Mereka percaya memang aturan di Tembok Ratapan mengharuskan perempuan dan laki-laki dipisah. Posisinya juga laki-laki harus di depan, sedangkan perempuan di belakang. Namun, editor di Jerusalem Post, Tovah Lazaroff, menyebut bukan itu alasannya.

"Agar jelas di sini. Perlakuan yang sama berdasarkan preferensi diberikan kepada para reporter laki-laki ketika Nikki Haley, yang pasti adalah perempuan, berkunjung ke Tembok Ratapan. Masalahnya di sini adalah diskriminasi gender," tulis Lazaroff melalui Twitter pribadinya.

Baca juga: Inilah Arti Voting PBB Soal Yerusalem yang Wajib Kamu Tahu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya