Gaji Pramugari di Maskapai Ini Diukur Berdasarkan Tingkat Kelangsingan
Dua pramugari menuntut maskapai itu ke pengadilan.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Maskapai penerbangan milik Rusia, Aeroflot, membuat kebijakan diskriminatif kepada para pramugari pada April 2017 lalu. Mereka memutuskan untuk mengaitkan jumlah gaji yang diberikan dengan ukuran baju. Artinya, jika ukuran baju mereka besar, jumlah gaji yang diterima semakin sedikit.
Kebijakan ini membuat geram para pramugari. Dua pramugari menuntut Aeroflot ke pengadilan dan memenangkan gugatan pada 6 September. Salah seorang penggugat, Evgenia Magurina, menceritakan pengalamannya.
Baca juga: Maskapai Kanada Sindir Kebijakan Anti-Islam Trump dengan Cara Ini
Ia mengaku terkejut mendengar kebijakan itu.
Magurina merupakan salah satu awak kabin Aeroflot yang terkena dampak langsung dari kebijakan diskriminatif tersebut. Kepada BBC ia menceritakan bahwa ia sangat geram ketika mengetahui gaji yang diterimanya berkurang karena alasan ukuran baju.
"Awalnya aku terkejut. Kebijakan itu tak masuk akal. Bagaimana bisa mereka memotong gaji karena ukuran bajumu? Mereka berkata 'kesuksesan' seorang pramugari bergantung kepada ukuran tubuhnya, dan itu benar-benar membuatku tersinggung," kata Magurina yang mengaku punya pengalaman sebagai pramugari selama tujuh tahun.
Tahun lalu, Magurina dan beberapa kru kabin di maskapai itu diukur dan difoto. Hasilnya, mereka mengatakan bahwa Magurina memiliki pipi dan dada besar sehingga harus memakai bra olahraga. Ia juga mendapati gajinya berkurang sebanyak 30 persen.
Editor’s picks
Tak hanya itu, Magurina juga tak diizinkan ikut penerbangan jarak jauh yang memiliki bonus banyak. Ketika dikonfrontasi, petinggi Aeroflot mengatakan ukuran tubuhnya lebih besar dari yang seharusnya dimiliki kru kabin yakni ukuran 48 (Rusia), 14 (Inggris) atau 12 (US).
Baca juga: Maskapai Ini Ancam Turunkan Penumpang Berpakaian Terbuka