Perceraian saat COVID-19 Meningkat, Ini Siasat dari Perusahaan Jepang
Gugatan cerai di Tiongkok juga bertambah saat wabah COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tokyo, IDN Times - Karantina mandiri yang diwajibkan oleh pemerintah di tengah pandemik COVID-19 membuat banyak pasangan suami-istri harus tinggal di rumah. Persoalan yang sebelumnya bisa dihindari dengan beraktivitas di luar, kini terpaksa dihadapi. Ancaman perceraian pun membayangi, tak terkecuali di Jepang.
Dalam beberapa waktu terakhir muncul tagar #coronarikon atau yang dalam Bahasa Indonesia berarti perceraian ketika ada penularan virus corona. Tak sedikit perempuan yang mencurahkan isi hati mereka lewat media sosial tentang perbedaan mendasar dengan para suami, termasuk dalam merespons pandemik COVID-19.
1. Perusahaan di Tokyo menawarkan solusi sementara
Seperti dilaporkan The Japan Times, sebuah perusahaan berbasis di Tokyo, Kasoku, melihat situasi ini sebagai peluang untuk menawarkan jasa. Kasoku mempromosikan berbagai unit tempat tinggal sementara yang bisa disewa dalam jangka pendek.
Menurut perusahaan tersebut, bagi suami atau istri yang frustrasi karena frekuensi bertemu lebih sering sehingga level cekcok meningkat, mereka bisa menyewa unit yang disediakan. Ini untuk memberikan ruang bernapas sebentar dan berpikir bagi salah satu pihak daripada terburu-buru mengajukan gugatan cerai.
"Tujuannya adalah untuk menghindari perceraian," kata Kosuke Amano, juru bicara Kasoku. "Kami berharap pasangan terlebih dulu saling menjaga jarak dan memikirkan soal (pernikahan mereka). Tugas kami, kami akan menyediakan kamar-kamar yang bisa mereka tinggali dan sebuah lingkungan yang memungkinkan kerja jarak jauh," lanjutnya.
Baca Juga: Komunikasi dengan Jokowi, PM Jepang Minta Indonesia Ekspor APD