TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertunjukan Rasis Terbaru dari Donald Trump dan Para Pendukungnya

Trump tak peduli pada etika sebagai kepala negara

ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

Washington DC, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memamerkan sejauh mana ia bisa bersikap rasis terhadap orang-orang yang ia anggap lawan. Kali ini targetnya adalah empat perempuan anggota Kongres. Pertama, Ilhan Omar, perempuan Muslim berjilbab pertama yang berhasil terpilih ke Capitol Hill.

Kedua, Alexandria Ocasio-Cortez, yang adalah anggota Kongres termuda dalam sejarah Amerika Serikat. Ketiga yaitu Rashida Tlaib. Ia merupakan Muslim keturunan Palestina pertama yang duduk di Kongres. Terakhir adalah Ayanna Pressley, perempuan kulit hitam yang mewakili daerah pemilihan Massachusetts. Keempatnya berasal dari Partai Demokrat dan menyebut diri mereka The Squad.

1. Empat perempuan tersebut mengkritik Trump soal imigran di perbatasan

instagram.com/ocasio2018

Ini bermula saat Omar, Ocasio-Cortez, Tlaib dan Pressley menyuarakan tentang perlakuan otoritas imigrasi Amerika Serikat terhadap para imigran dari Amerika Latin di perbatasan. Orang-orang tersebut ditempatkan di suatu fasilitas yang Ocasio-Cortez sebut sebagai "kamp konsentrasi" karena buruknya kondisi di sana.

Tlaib, sama seperti Ocasio-Cortez, juga mengunjungi pusat detensi imigran. Dalam suatu wawancara dengan ABC News, perempuan asal Michigan itu mengatakan,"Apa yang saya lihat adalah sebanyak 14 orang di dalam satu area tidur di atas lantai. Beberapa dari mereka mengaku tidak bisa mandi selama 15 hari."

Ia pun menolak menyetujui rencana penambahan anggaran untuk proteksi perbatasan sebesar Rp64 triliun. Begitu juga Omar yang mengecam kebijakan imigrasi di bawah Trump yang memisahkan anak-anak dari orangtua mereka di perbatasan.

Dalam rapat dengar pendapat di Kongres, seorang imigran bernama Yazmin Juarez bersaksi usai bayinya yang berumur 19 bulan meninggal dalam tahanan imigrasi. Pressley sendiri menegaskan penolakan terhadap rencana anggaran itu setelah melihat langsung situasi di fasilitas detensi dan mendengar laporan otoritas imigrasi mendeportasi sejumlah imigran.

Baca Juga: Ejek Negara Lain 'Shithole Countries', Trump Mengaku Tidak Rasis

2. Trump mencuitkan bahwa keempatnya sebaiknya "kembali" ke negara asal mereka

Trump, seperti biasa, melancarkan serangan rasisnya melalui Twitter.  Trump mengaku "sangat menarik melihat anggota Kongres perempuan Demokrat yang 'progresif', yang aslinya datang dari negara-negara di mana pemerintah mereka adalah bencana besar, terburuk, terkorup dan tidak becus di seluruh dunia".

Ia tidak terima karena menilai Ocasio-Cortez, Tlaib, Omar dan Pressley "dengan kejam mengatakan kepada warga Amerika Serikat, bangsa terbaik dan terkuat di bumi, bagaimana pemerintahan kita harus dijalankan". Kemudian, Trump mengeluarkan senjata andalannya yaitu mendiskreditkan legitimasi para pengkritiknya.

"Mengapa mereka tidak kembali dan membantu memperbaiki tempat-tempat mereka berasal yang sangat rusak dan dipenuhi tindak kriminal. Lalu kembali ke sini dan menunjukkan kepada kita bagaimana cara melakukannya," tulisnya, seraya menambahkan bahwa Ketua DPR dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi, akan "senang mengatur perjalanan gratis" untuk mereka.

3. Sikap rasis Trump mendapatkan perlawanan dari Demokrat

instagram.com/ilhanmn

DPR Amerika Serikat pun mengambil langkah simbolik untuk melawan sikap rasis Trump. Mayoritas anggota sepakat mengeluarkan resolusi untuk mengecam cuitan tersebut. Dalam resolusi itu disebutkan Trump memberikan "komentar-komentar rasis yang melegitimasi rasa takut dan kebencian" terutama terhadap kelompok etnis minoritas.

Bahkan, resolusi itu juga menegaskan bahwa hampir seluruh penduduk Amerika Serikat saat ini merupakan pendatang. Imigrasi "telah mendefinisikan setiap tahapan sejarah Amerika" dan "semua orang Amerika, kecuali keturunan penduduk Asli dan Afrika-Amerika yang diperbudak, merupakan imigran atau keturunan imigran".

4. Trump dan para pendukungnya justru semakin rasis

ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

Sikap DPR tidak digubris oleh Trump yang membantah dirinya rasis melalui sebuah cuitan. Ia pun menyebut Ocasio-Cortez, Omar, Tlaib dan Pressley sebagai orang-orang yang membenci Amerika Serikat, dan untuk membenarkan tuduhan ini, Trump mengutip pernyataan seorang anggota Partai Republik bahwa mereka "diperbolehkan meninggalkan negara ini".

Tak sampai di sini saja pertunjukan rasis yang dipertontonkan Trump. Cuitannya mengundang para pendukungnya untuk menggaungkan sikap rasis serupa. Pada kampanye Rabu malam (17/7) di North Carolina, mereka meneriakkan yel-yel "pulangkan dia! pulangkan dia!" yang diarahkan kepada Omar.

Tiga anggota Demokrat lainnya tidak menjadi sasaran karena lahir dan besar di Amerika Serikat. Sedangkan Omar datang ke negara itu sebagai pengungsi anak dari Somalia hampir 30 tahun lalu. Lalu, Trump semakin membuat para pendukungnya bersemangat menampakkan kebencian.

Ia berkata,"Mereka selalu mengatakan kepada kita bagaimana cara menjalankan pemerintahan, bagaimana melakukan ini, bagaimana melakukan itu. Kalian tahu? Jika mereka tidak menyukainya, katakan kepada mereka untuk pergi dari sini."

Baca Juga: Pidato di Hadapan Kongres, Trump Kembali Sebut Imigran Sebagai Ancaman

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya