TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pesta Musik di Wuhan Dikritik, Begini Respons Tiongkok

Virus corona pertama kali diidentifikasi di Wuhan

Pesta musik di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada 15 Agustus 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Beijing, IDN Times - Foto sebuah pesta musik di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada akhir pekan kemarin sempat viral di media sosial. Ini lantaran ada ratusan orang yang berkumpul dengan jarak sangat dekat dan tanpa memakai masker di sebuah kolam apung.

Warganet menilainya dengan cara beragam. Ada yang mengatakan iri, tapi ada juga yang justru geram karena negara-negara lain masih berjuang melawan COVID-19. Ada juga kemarahan yang muncul karena virus yang sedang menginfeksi belasan juta dan menewaskan ratusan ribu lainnya itu pertama kali diidentifikasi di Wuhan.

Baca Juga: Hasil Studi Harvard: COVID-19 Kemungkinan Muncul di Wuhan Agustus 2019

1. Media Australia menyindir Wuhan

Pesta musik di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada 15 Agustus 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

The Daily Telegraph, sebuah media di Australia, mendedikasikan hampir satu halaman depan untuk memberitakan soal acara tersebut. Dengan tajuk pesta besar di Tiongkok dan hidup seperti pantai di Wuhan saat dunia membayar harga virus.

Beberapa menginterpretasikan itu sebagai sindiran kepada Pemerintah Tiongkok yang di awal mendapat kritik karena berusaha menutupi adanya virus yang sangat menular tersebut. Jika Tiongkok mau transparan, kata sejumlah kritik, dunia kemungkinan bisa menghentikan penyebarannya.

2. Tiongkok membela diri dengan mengatakan tidak ada yang salah dengan pesta di Wuhan

Warga memakai masker pelindung mengendarai sepeda di Wuhan, Pprovinsi Hubei, Tiongkok, pada 14 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Media pemerintah Global Times menanggapi kritikan soal Wuhan dalam kolom editorial pada Rabu 19 Agustus 2020.

Di dalamnya dikatakan bahwa kota itu sekarang menyambut gelombang turis, dan perekonomiannya bangkit, yang dipercaya oleh warga lokal bukan hanya sebagai tanda kembalinya kota ke situasi normal, tapi juga pengingat kepada negara-negara lain yang sedang berjuang dengan virus bahwa langkah pencegahan ketat berhasil.

Global Times mengutip salah satu komentar warganet yang membela Wuhan.

"Mereka dikarantina selama 76 hari, yang merupakan salah satu langkah paling ketat yang kita lihat sejauh ini. Mereka merasakan pahitnya, sekarang bebas dengan penuh dan berhak merayakan kerja keras dalam melawan wabah," tulisnya.

Baca Juga: Merinding! Video Penghuni Apartemen di Wuhan Teriak ‘Wuhan, Jiayou!’

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya