TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Trump Resmi Kembali Mencalonkan Diri di Pilpres 2020

Formula yang dipakai Trump masih seperti ketika Pilpres 2016

ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Orlando, IDN Times - Donald Trump resmi mengumumkan pencalonan dirinya kembali sebagai presiden di Pilpres 2020. Pengumuman itu ia sampaikan di hadapan para pendukungnya di Orlando, Florida, pada Selasa waktu setempat (18/6).

Dilansir dari CNN, tidak banyak visi dan misi yang berubah. Formula yang dipakai oleh Trump kurang lebih masih sama seperti pada Pilpres 2016 lalu. Trump, dari Partai Republik, tetap mendukung kebijakan anti-imigrasi, menyerang Cina, serta mencemooh Partai Demokrat dan penantang-penantangnya.

Baca Juga: Indonesia Perlu Belajar dari Kejamnya Kebijakan Anti-Islam Trump

1. Trump menyebut Partai Demokrat bertanggung jawab atas penghancuran Amerika Serikat

ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

"Lawan-lawan radikal kita dari Demokrat didorong oleh kebencian, prasangka dan kemarahan. Mereka ingin menghancurkan kalian dan mereka ingin menghancurkan negara kita seperti yang kita tahu. Ini tidak bisa diterima. Ini tidak akan terjadi," kata Trump. Taktik fear-mongering seperti ini adalah ciri khasnya.

Taktik ini mengeksploitasi rasa takut yang dimiliki oleh masyarakat. Pemegang kekuasaan punya modal dan pengaruh untuk kemudian menambahkan propaganda berisi ancaman-ancaman yang tak rasional agar rasa takut itu semakin membesar. Dalam hal ini, Trump tidak memberikan bukti untuk mendukung tudingannya.

2. Trump menyerang Hillary Clinton dan Joe Biden

ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

Dalam beberapa bulan terakhir sejumlah politisi juga menegaskan pencalonan diri mereka sebagai penantang Trump. Dari Partai Demokrat ada nama seperti Elizabeth Warren, Bernie Sanders, Kamala Harris, dan Joe Biden. Trump menghina mantan wakil presiden Amerika Serikat tersebut dengan sebutan "Sleepy Joe". 

Bahkan, Hillary Clinton, lawannya ketika Pilpres tiga tahun lalu dan tidak lagi mencalonkan diri kali ini, tetap juga disinggungnya. Trump mengajak pendukung-pendukungnya meneriakkan yel-yel yang pernah dipakainya pada 2016. "Penjarakan dia! Penjarakan dia!" teriak para suporter Trump. Para pengamat menilai Trump kehabisan materi kampanye sehingga menggunakan apa sudah sering ia utarakan selama beberapa tahun terakhir.

3. Imigrasi dan patroli perbatasan menjadi retorika yang kembali ia manfaatkan

ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner

Tidak hanya di depan para pendukungnya, Trump juga mengirimkan sejumlah cuitan. Ia lagi-lagi memakai isu imigrasi dan keamanan perbatasan untuk meraih dukungan netizen Amerika Serikat. Tentu saja dengan turut menyerang Partai Demokrat yang menurutnya tidak berbuat apapun.

"Tidak ada isu yang dianggap para Demokrat lebih ekstrem – dan lebih korup secara moral – dibandingkan Keamanan Perbatasan. Agenda Demokrat soal perbatasan yang terbuka sangat buruk secara moral. Ini merupakan pengkhianatan yang luar biasa terhadap Kelas Menengah Amerika dan Negara kita secara keseluruhan! #Trump2020," cuitnya.

4. Trump masih kebingungan soal slogan kampanye

ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

Hal lain yang turut disinggung Trump ketika memulai kampanyenya adalah perkara slogan. Pada 2016, ia menggunakan "Make America Great Again" yang kemudian muncul di berbagai merchandise mulai kaos hingga topi berwarna merah. Ia pun mengungkapkan dua opsi slogan kepada pendukungnya. Pertama, Make America Great. Kedua, Keep America Great.

Melalui adu suara, lebih banyak pendukung Trump yang menyukai slogan kedua. Namun, tak lama kemudian, ia ragu. Menurutnya, Make America Great Again adalah slogan paling tepat. Ia tampak kebingungan. 

Baca Juga: Dalam 24 Jam, Bernie Sanders Dapat Donasi Rp83 Miliar untuk Pilpres

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya