TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tuntut Presiden Mundur, Ratusan Ribu Warga Belarus Demo Berhari-hari

Presiden Alexander Lukashenko berkuasa lebih dari 2 dekade

Protes di Belarus pada 16 Agustus 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Vasily Fedosenko

Jakarta, IDN Times - Ratusan ribu warga Belarus turun ke jalanan kota Minsk pada Minggu 23 Agustus 2020. Mereka membawa bendera negara dan serangkaian poster yang berisi tuntutan agar Presiden Alexander Lukashenko segera mundur dari jabatannya.

Pemerintah pun tidak tinggal diam. "Kami mengingatkan dengan tegas: Jika ada pelanggaran ketertiban dan perdamaian di tempat-tempat ini--Anda semua tidak harus berurusan dengan polisi, melainkan angkatan bersenjata," kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip AFP.

Baca Juga: Indonesia & Belarus Telah Sepakati Kerja Sama Inovasi Ristek dan Dikti

1. Masyarakat Belarus tidak percaya dengan hasil pemilu

Protes di Belarus pada 16 Agustus 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/David W Cerny

Protes dimulai pada Minggu 16 Agustus 2020 ketika massa menuntut adanya pemilu baru di Belarus. Ini karena hasil pemilu yang dilaksanakan sesaat sebelumnya kembali memenangkan Lukashenko, setelah berkuasa selama 26 tahun.

Baik masyarakat sipil maupun organisasi independen yang menjadi pengamat, menilai kemenangan Lukashenko terjadi akibat proses yang tidak bebas dan adil. Saat itu, CNN melaporkan demonstran masih berjumlah sekitar 50.000 orang.

Tim sukses Lukashenko bersama pemerintah mencoba menandingi demonstrasi itu dengan mengerahkan massa sendiri. Media menyebut total ada kurang dari 10.000 orang yang muncul, tetapi Kementerian Dalam Negeri Belarus mengklaim jumlahnya mencapai lebih dari 65.000.

2. Demo berlangsung selama berhari-hari di mana massa tidak memedulikan perintah otoritas Belarus

Protes di Belarus pada 17 Agustus 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Vasily Fedosenko

Setelah mendapatkan upaya represi dari pemerintah, terutama dengan kehadiran para tentara yang berpatroli di sejumlah kota, banyak yang memprediksi demonstrasi berhenti. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya. Keesokan harinya, yaitu Senin 17 Agustus 2020, massa kembali memadati jalanan Minsk.

Mereka meneriakkan yel-yel untuk menuntut Lukashenko mundur. Tidak sedikit juga yang memintanya untuk ditangkap. Pada saat yang sama, sempat muncul rumor bahwa protes takkan bertahan lama karena laporan cuaca menunjukkan kondisi tidak bersahabat. Rumor itu juga terbukti keliru dengan adanya sejumlah protes kecil.

Demonstrasi mencapai puncak pada akhir pekan kemarin. Melansir The Independent, diperkirakan ada sekitar 200.000 orang yang bergabung dengan protes tersebut. Polisi pun menerjunkan konvoi di sekitar lokasi demonstrasi.

Pada malam hari, kabar beredar bahwa Lukashenko ikut patroli helikopter militer untuk memantau massa. Ia disebut ditemani oleh anak laki-lakinya yang digadang-gadang menjadi penerusnya kelak. Sang anak dilaporkan memakai pakaian perang dan membawa senjata api Kalashnikov.

Lukashenko sendiri bergeming. Ia menegaskan bahwa tidak akan ada Pemilu baru di Belarus kecuali ada yang membunuhnya. Ia juga menyebarluaskan klaim bahwa negara sedang terancam oleh "kekuatan-kekuatan asing". 

Baca Juga: Hampir Tak Pernah Terdengar Namanya, Ini 5 Fakta Unik Negara Belarus

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya