TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Untuk Ebola, Dana Rp 90 miliar malah Dikorupsi

Hasil investigasi sungguh mengejutkan

Instagram IFRC

Freetown, IDN Times -  Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengumumkan kehilangan dana sebesar Rp 81 miliar pada Sabtu (4/11). Dana tersebut tadinya diperuntukkan penanganan Ebola di Afrika Barat.

Baca juga: Terbukti Korupsi, Bos Samsung Divonis 5 Tahun Penjara

Sejumlah pekerja IFRC melakukan kecurangan.

Instagram IFRC

Dikutip dari Associated Press, investigasi internal berhasil mengungkap kecurangan tersebut. IFRC sendiri menangani dana sebesar Rp 1,7 triliun selama periode epidemik Ebola pada 2014-2016 yang membunuh lebih dari 11.000 orang di Sierra Leone, Liberia dan Guinea.

Ebola di kawasan Afrika Barat pertama kali terjadi di Guinea, kemudian menyebar dengan cepat ke Sierra Leone dan Liberia. Respon organisasi kemanusiaan internasional awalnya sangat lamban. Begitu cair, dana itu langsung digunakan untuk membeli berbagai perlengkapan dan mengirim pekerja kemanusiaan ke lapangan.

Ebola di kawasan Afrika Barat pertama kali terjadi di Guinea, kemudian menyebar dengan cepat ke Sierra Leone dan Liberia. Respon organisasi kemanusiaan internasional awalnya sangat lamban. Begitu dananya cair langsung digunakan dengan cepat untuk membeli berbagai perlengkapan dan mengirim pekerja kemanusiaan ke lapangan.

Untuk penanganan Ebola di Sierra Leon saja, kecurangan tersebut merugikan IFRC sebesar Rp 31 miliar. Berdasarkan investigasi itu, diketahui bahwa staf IFRC bekerja sama dengan pegawai bank di Sierra Leon untuk mencuri dana kemanusiaan ketika mengutak-atik nilai tukar mata uang.

Di Liberia, hasil investigasi menunjukkan ada kehilangan dana sebesar Rp 36,5 miliar. Sementara itu, di Guinea, dana IFRC yang hilang adalah sebesar Rp 23 miliar.

Baca juga: Pejabat Indonesia: Korupsi Dulu, Sakit Kemudian

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya