TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gempa 7,5 Skala Richter, Papua Nugini Umumkan Status Darurat

Korban tewas mencapai 31 jiwa dan 2.000 warga sangat membutuhkan bantuan.

AFP/Melvin Levongo

Port Moresby, IDN Times - Pemerintah Papua Nugini mengumumkan kondisi darurat untuk sebagian wilayah dataran tinggi menyusul terjadinya gempa bumi berkekuatan 7,5 skala richter pada Senin (26/2). Pemerintah juga menyatakan bahwa dahsyatnya gempa tersebut belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: Sandiaga: Jakarta Belum Siap Hadapi Gempa 8,7 SR

1. Sebanyak 31 nyawa melayang

AFP/Melvin Levongo

Reuters mengutip pernyataan pejabat pemerintah yang menyebutkan hingga saat ini ada 31 korban jiwa dan kemungkinan jumlahnya akan naik. Akses jalan dan sambungan telepon di sejumlah wilayah dataran tinggi pun rusak karena gempa tersebut. 

Salah satu yang terburuk adalah Tari. Kota yang berlokasi 40 kilometer dari pusat gempa itu benar-benar seperti kota mati. Warga pun ketakutan jika rumah mereka ambruk sehingga memilih tidur di halaman.

"Semua penyimpanan air sudah dibalik dan saat ini orang-orang menderita kekurangan air bersih, semua sungai kotor. Jalanan retak, kantor pemerintahan hancur, semua akses porak-poranda sehingga menghambat warga yang akan ke luar," ujar Mark Mendai, kepala Otoritas Pengembangan di Tari.

2. Pemerintah mengalokasikan dana Rp 2,5 triliun untuk proses tanggap darurat dan restorasi

AFP/Handout/Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia

Setelah pengumuman situasi darurat, pemerintah Papua Nugini membuka pintu untuk masuknya bantuan-bantuan internasional. Australian Broadcasting Corporation sendiri melaporkan bahwa pemerintah di Port Moresby sudah siap menggelontorkan Rp 2,5 triliun untuk tanggap darurat dan restorasi pasca bencana.

"Ini adalah bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah dataran tinggi dan respons tepat sedang dijalankan oleh pemerintah," kata Peter O'Neill, perdana menteri Papua Nugini. Sementara itu, pemerintah Australia berjanji akan menyumbangkan Rp 2,7 miliar serta bantuan seperti kontainer air dan tablet pemurniannya. 

Kawasan dataran tinggi di sebelah selatan Papua Nugini disebut merupakan area yang paling buruk terkena dampak gempa. Masyarakat mengaku sangat kecewa karena bantuan belum juga sampai kepada mereka. Anggota parlemen dari daerah pemilihan di sana pun dikatakan belum menampakkan batang hidung mereka.

Baca juga: JANGAN PANIK: Hal-hal yang Harus Dilakukan Saat Gempa

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya