TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fenomena Sosial yang Kerap Terjadi di Negara Berkembang

Penduduknya akan semakin tertinggal jika tidak ada solusinya

ilustrasi masyarakat lokal (unsplash.com/@ron_hansen)

Ada berbagai negara yang tersebar di seluruh penjuru dunia dan tentunya masing-masing saling memiliki karakteristiknya tersendiri. Tidak semua negara memiliki sistem pemerintahan yang baik dan tidak semuanya pula dapat memperoleh label sebagai negara maju. Beberapa diantaranya juga ada yang harus rela memiliki title sebagai negara berkembang sebab berbagai aspek yang belum memenuhi standar.

Berkaca pada negara berkembang, pastinya akan lebih berbeda jika dibandingkan dengan negara maju. Bahkan negara-negara berkembang biasanya memiliki masalahnya tersendiri yang harus dihadapi oleh pemerintah dan penduduknya agar tak semakin menjadi-jadi. Tak heran bila beberapa fenomena sosial berikut ini sangat umum terjadi dan dapat menjadi tanda utama dari karakteristik negara berkembang.

1. Standar hidup yang rendah akibat kemiskinan

ilustrasi kemiskinan (unsplash.com/@jannerboy62)

Kemiskinan memang menjadi salah satu hal yang tak ada habisnya dibahas di berbagai penjuru dunia. Sebetulnya keberadaan masyarakat miskin bukan hanya tersebar di negara berkembang saja, melainkan negara-negara maju juga memilikinya. Namun, dari segi jumlah dan persentasenya pasti sangat berbeda jika sama-sama hendak dibandingkan.

Mengutip dari World Vision, ada sekitar 1.3 miliar manusia di 107 negara berkembang saat ini tinggal dalam ruang lingkup kemiskinan, bahkan totalnya hampir mencapai 22 persen dari total populasi di dunia. Jelas saja hal ini menunjukan bahwa standar hidup orang-orang lain di negara berkembang masih cukup rendah, sehingga perlu ada evaluasi lebih lanjut mengenai penyebab, letak kesalahan, hingga solusi yang diperlukan dalam menghadapi fenomena sosial tersebut.

2. Tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi

ilustrasi pengangguran (unsplash.com/@zacdurant)

Fenomena sosial lainnya yang sekaligus menjadi ancaman bagi banyak penduduk di negara berkembang adalah mengenai tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Kedua istilah ini memiliki hubungan yang erat, sehingga apabila angka pengangguran dibiarkan, maka kemungkinan meningkatnya kriminalitas juga akan ikut tinggi.

Melansir dari Economics Discussion, ada banyak penyebab yang menjadi latar belakang dari peningkatan angka pengangguran di Indonesia, beberapa diantaranya karena ketidakmampuan dalam menyediakan kebutuhan pokok bagi orang-orang, sehingga lapangan pekerjaan menjadi semakin terbatas. Selain dari persoalan penganggurannya, sisi kriminalitas juga tak dapat dikesampingkan sebab biasanya transisi dari sistem tradisional ke modern, serta lemahnya kontrol sosial menyebabkan kejahatan sangat mungkin terjadi di negara berkembang, seperti yang dilansir dari Law Jrank.

Baca Juga: WHO sebut Kesenjangan Vaksin COVID-19 sebagai Skandal Global

Ada satu hal unik yang akan sering ditemui di negara-negara berkembang, yaitu mengenai kesenjangan sosial yang dimiliki. Kesenjangan sosial ini sangat nyata terjadi, namun sering kali hanya dianggap sebelah mata, padahal efeknya bisa menyebabkan ketidakseimbangan di masyarakat.

Sejak tahun 1990 hingga 2010, kesenjangan sosial dari segi pendapatan bahkan meningkat hingga mencapai rata-rata 11 persen pada negara-negara berkembang, seperti yang dilansir dari IISD. Hal ini dapat membuat kesenjangan sosial yang ada di masyarakat dapat terlihat dengan sangat kontras. Sebagai contohnya adalah masyarakat elit yang hidup berdampingan dengan tetangga yang masuk ke dalam kategori miskin, sehingga ketidakseimbangan ini sangat tersorot dengan jelas dan menunjukan ketidakmampuan negara dalam mengatasinya.

3. Kesenjangan sosial yang kerap terjadi

ilustrasi kesenjangan sosial (unsplash.com/@theyshane)

4. Rendahnya kualitas sumber daya manusia

ilustrasi kemiskinan (pexels.com/@Mumtahina_Tanni)

Suatu negara tak akan bergerak maju apabila hanya memiliki kekayaan alam saja, namun perlu ada peran penting dari penduduknya sebagai sumber daya terpenting dalam memanfaatkan hal tersebut. Sayangnya kualitas sumber daya manusia di negara berkembang masih menjadi masalah serius yang belum dapat ditangani dengan baik, salah satu alasannya bisa disebabkan karena populasi yang tinggi dan minimnya edukasi secara merata.

W Li (1994) dalam jurnalnya yang diterbitkan oleh PubMed bahkan pernah mengatakan bahwa kemiskinan merupakan akar dari berbagai masalah serius dari kualitas sumber daya manusia di banyak negara, termasuk negara-negara berkembang. Sehingga dapat disimpulkan jika suatu negara ingin memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, maka akar kemiskinan dan kebodohannya haruslah dibabat hingga habis.

Baca Juga: Duh, Normalisasi di Negara Maju Bisa Mengancam Negara Berkembang

Verified Writer

Salsabila Manlan

Jangan bosan menebarkan ilmu baru pada sesama!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya