TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keamanan Memburuk, Pemerintah Segera Evakuasi WNI dari Afghanistan

Belasan WNI di Afghanistan dievakuasi pakai pesawat sewa

Prajurit TNI kibarkan bendera merah putih di KBRI Kabul, Afghanistan pada 11 November 2020 (www.instagram.com/@indonesiainafg)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia berencana mengevakuasi sejumlah WNI yang diketahui masih berada di Afghanistan. Rencana evakuasi itu menyusul situasi keamanan di Afghanistan yang terus memburuk usai kelompok militan Taliban mulai menguasai kota-kota di negara tersebut.

Stasiun berita BBC, Jumat, 13 Agustus 2021 melaporkan Taliban sudah berhasil menguasai kota kedua terbesar di sana, Kandahar. Sebelumnya, mereka juga sudah menguasai Kota Ghazni dan Herat. 

Kepastian rencana evakuasi itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Abdul Kadir Jailani kepada IDN Times melalui telepon.

"Dengan menimbang situasi yang ada saat ini, maka pemerintah memang berencana untuk melakukan evakuasi terhadap WNI yang berada di sana dalam waktu dekat. Karena kan sudah dalam keadaan begini," ujar Kadir. 

Ia mengatakan jumlah WNI yang bakal dievakuasi mencapai belasan orang. Pemerintah, kata pria yang pernah menjadi Duta Besar Indonesia di Kanada itu, fokus kepada keselamatan dan kesehatan semua WNI di Afghanistan termasuk staf KBRI di Kabul. 

"Kami juga belum berencana menutup misi diplomatik di sana, jadi akan terus kami pertahankan," tutur dia lagi. 

Lalu, bagaimana mekanisme evakuasi belasan WNI itu dari Afghanistan? Apalagi saat ini melakukan perjalanan lintas negara sulit lantaran dunia masih diselimuti pandemik COVID-19. 

Baca Juga: Fakta-Fakta Taliban: Sejarah 'Pelajar' Mengangkat Senjata

1. KBRI Kabul tetap akan dioperasikan oleh unsur keamanan dan diplomat

Duta Besar Indonesia untuk Afghanistan, Arief Rahman, ketika menggelar jamuan makan malam bagi WNI dan entitas KBRI (www.instagram.com/@indonesiainafg)

Dari belasan WNI yang hendak dievakuasi, ada enam WNI yang bersedia diungkap latar belakangnya oleh Kemlu. Sebanyak dua orang di antaranya bekerja untuk PBB, dua WNI sebagai ekspatriat dan dua WNI lainnya menikah dengan warga Afghanistan. 

"Semuanya berada di wilayah Kabul dan mereka dalam kondisi sehat. Kami akan mengevakuasi mereka karena pemerintah mengutamakan keselamatan dan kesehatan mereka," ujar Kadir. 

Sementara, KBRI Kabul akan tetap dibuka dan dioperasikan oleh tim esensial yang terdiri dari unsur diplomat dan keamanan. "Misi diplomatik akan tetap ada dengan tim esensial," tutur dia. 

Ia menambahkan beragam rencana kontijensi sudah disiapkan bila kondisi keamanan di Afghanistan memburuk. 

2. Rencana evakuasi WNI di Afghanistan dengan menyewa pesawat

Ilustrasi pesawat (Pesawat) (IDN Times/Arief Rahmat)

Kadir menjelaskan kemungkinan besar pemerintah akan menyewa pesawat untuk memboyong belasan WNI dari Afghanistan. Pemerintah tak ingin mengambil risiko lantaran khawatir situasi keamanan di Afghanistan bisa berubah dengan cepat. 

"Lagipula untuk penerbangan komersial yang mengharuskan transit bakalan repot. Ditambah lagi, ada masalah COVID-19," kata Kadir merujuk kepada protokol kesehatan yang diberlakukan di tiap negara berbeda-beda. 

Selain Indonesia, sejumlah negara lain juga berencana mengevakuasi warganya. Stasiun berita BBC melaporkan Pemerintah Inggris berencana mengirimkan 600 personel militer ke Afghanistan untuk membantu proses evakuasi terhadap sekitar 4.000 warganya. 

Sementara, Kementerian Luar Negeri Jerman mengimbau warganya yang masih berada di Afghanistan untuk keluar dari negara itu selagi masih tersedia penerbangan. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Nekat ke Afganistan, Dua Helikopter Mengawal Rombongan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya