TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Di Tengah Pandemi COVID-19, Saudi Cegat Dua Rudal Mengarah ke Riyadh

Tidak ada WNI yang terluka

(Suasana King Fahd Street di Riyadh, Arab Saudi) ANTARA FOTO/REUTERS/Ahmed Yosri

Jakarta, IDN Times - Di tengah pandemi virus corona yang tengah mengganas di seluruh dunia, peperangan justru tidak berhenti sementara. Stasiun berita Al Jazeera pada (29/3) lalu melaporkan dua rudal balistik dari kelompok Houthi, Yaman, diluncurkan ke arah ibukota Arab Saudi, Riyadh dan Kota Jizan. 

Juru bicara militer Saudi, Turki al-Maliki, dalam keterangan persnya mengatakan untuk mencegah jatuhnya korban warga sipil, mereka kemudian mengirimkan rudal lainnya untuk mencegat rudal milik Houthi. Hasilnya, serpihan dari rudal itu menimpa pemukiman warga sipil. 

Kantor berita Saudi, SPA, melaporkan dua warga sipil mengalami sedikit luka karena terkena serpihan rudal itu. Sementara, menurut penuturan warga sipil, dua rudal itu dicegat pada (28/3). Mereka sempat mendengar tiga ledakan. Lalu, sirene kendaraan terdengar dari distrik di bagian utara. Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan militer Saudi mengggunakan sistem pertahanan dengan meluncurkan rudal US Patriot untuk mencegat rudal kelompok Houthi. 

Duta Besar Indonesia untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel mengakui ikut mendengar bunyi dentuman ketika rudal milik militer Saudi mencegat rudal Houthi. "

"Saya dikejutkan dengan suara tiga ledakan besar, keras banget yang menggetarkan kaca-kaca wisma tempat saya tinggal di kawasan Diplomatic Quarter Riyadh," ungkap Dubes Agus melalui pesan pendek kepada IDN Times pada Senin malam (30/3). 

Apakah ada WNI yang jadi korban dari serangan Houthi ke ibukota Saudi itu?

Baca Juga: Arab Saudi Terapkan Lockdown di Riyadh, Mekkah, dan Madinah

1. Dubes Agus memastikan tidak ada WNI yang terluka dalam serangan rudal balistik

(Dubes Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel) Dokumentasi KBRI Riyadh

Menurut Dubes Agus, tidak ada satu pun WNI yang menjadi korban dalam serangan itu. Dua warga yang mengalami luka minor merupakan warga lokal. 

"Tidak ada (WNI) yang terluka," kata Dubes dari Partai Kebangkitan Bangsa itu. 

Sementara, Dubes Agus sendiri dan keluarga yang bermukim di compound korps diplomatik juga dalam keadaan baik. 

2. Kelompok militan Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan dua rudal balistik

Reuters/ Khaled Abdullah

Sementara, juru bicara kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada hari Sabtu pekan lalu. Mereka mengaku sengaja menyasar Riyadh karena lokasi itu merupakan ibukota Saudi. Selain itu mereka juga menyasar beberapa titik yang menjadi pusat ekonomi dan militer di Jazan, Najran, Asir yang berlokasi di dekat perbatasan antara Yaman dengan Saudi. 

Juru bicara Houthi, Yahya Saria, mengatakan mereka menggunakan rudal Zulfiqar dan drone 3 Samad untuk menyasar Riyadh. Sedangkan, rudal lainnya sengaja ditargetkan ke area di bagian selatan Saudi. 

Kelompok Houthi mewanti-wanti mereka akan terus melancarkan operasi militer ke Saudi bila negara petro dollar itu masih melakukan agresi di wilayah Yaman. Dua rudal yang diluncurkan ke Saudi merupakan serangan militer pertama usai pada Kamis pekan lalu semua pihak di Yaman menawarkan dukungan ke PBB. Mereka menjanjikan PBB akan melakukan gencatan senjata untuk melindungi warga sipil dari pandemi virus corona. Namun, janji tak dipenuhi hingga akhir. 

3. Arab Saudi gandeng Uni Emirat Arab untuk membalas serangan militer Houthi

twitter.com/Aaliielyemeni

Tak terima tiba-tiba diserang, Saudi kemudian menggandeng Uni Emirat Arab untuk melawan kelompok pemberontak Houthi di Yaman. Tidak tanggung-tanggung kedua negara itu meluncurkan 19 serangan udara pada Senin (30/3) ke ibukota Sanaa, Yaman. Stasiun berita Al Jazeera melaporkan sejauh ini belum ada korban jiwa dari serangan udara itu. 

Serangan ke Saudi yang dilakukan oleh Houthi merupakan peringatan lima tahun agresi Saudi ikut dalam perang sipil di Yaman. Sementara, menurut laporan jurnalis Al Jazeera dari Sanaa, jumlah serangan udara yang diluncurkan Saudi dan Uni Emirat Arab mencapai 25 buah. Ini merupakan serangan udara pertama yang diluncurkan oleh kedua negara itu ke Yaman. 

"Kementerian Kesehatan mengecam serangan udara yang dilakukan oleh Saudi," kata jurnalis Al Jazeera Mohammad al-Attab. 

Baca Juga: Ciri-ciri Hidden Carrier Virus Corona, Tampak Sehat tapi Membawa Virus

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya