Kemenlu Upayakan Bebaskan Seorang ABK WNI dari Milisi Houthi di Yaman
Houthi tahan kapal UEA yang diklaim berisi peralatan militer
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengonfirmasi terdapat satu WNI, yang termasuk 11 ABK kapal kargo Rwabee yang ditahan milisi Houthi di Yaman. Kapal itu dicegat kelompok milisi Houthi pada 3 Januari 2022 ketika tengah berlayar di Laut Merah.
Stasiun berita Al Jazeera melaporkan ketika isi kargo kapal dicek, Houthi menemukan ada peralatan militer di kapal tersebut. Padahal, pemilik kapal yang bermarkas di Uni Emirat Arab (UEA), bolak-balik menegaskan muatan di kapal kargo adalah peralatan medis untuk pembangunan rumah sakit lapangan.
Satu WNI yang diketahui bernama Surya Hidayat dalam keadaan sehat dan ditahan di sebuah hotel. "Informasi yang kami terima berdasarkan komunikasi per telepon dengan ABK kita, yang bersangkutan dalam kondisi baik dan diperlakukan dengan baik," ungkap Judha ketika dihubungi IDN Times melalui telepon, Senin, 10 Januari 2022 malam.
Judha mengatakan Kemlu telah berkoordinasi dengan perwakilan Indonesia di Abu Dhabi, Riyadh, dan Muscat, agar bisa membebaskan WNI berusia 36 tahun itu. "Kami akan berupaya untuk memulangkan ABK kita. Sejauh ini, kondisi yang bersangkutan aman," kata.
Apakah ada sesuatu yang diminta milisi Houthi kepada Pemerintah Indonesia?
Baca Juga: Keluarga Tunggu Kabar Pemulangan WNI yang Disandera di Yaman
1. Kemlu turut berkoordinasi dengan pemerintah negara lain yang ABK-nya ikut ditahan
Dikutip dari laman Al Arabiya, kemarin, di dalam kapal kargo itu terdapat 11 ABK. Selain WNI, juga terdapat tujuh warga India, satu warga Ethiopia, satu warga Filipina dan satu warga Myanmar.
Judha mengatakan, Kemlu juga berkoordinasi dengan pemerintah yang warganya ikut ditahan milisi Houthi.
"Kami juga berkoordinasi dengan pemerintah negara lain yang warganya ikut ditahan agar bisa dilepaskan," kata dia.
Sejauh ini, mereka masih ditahan dan diberi akomodasi di hotel. Semula, mereka sempat ditahan di kapal lalu dipindahkan ke hotel.
Judha tidak bersedia memberikan informasi lebih jauh, lantaran khawatir akan berdampak terhadap upaya pembebasan para sandra. Apalagi yang dihadapi adalah kelompok minor Houthi, kelompok bersenjata di Yaman yang tak diakui pemerintah Yaman. Kelompok tersebut juga bermusuhan dengan Arab Saudi dan sekutunya di Timur Tengah.
Baca Juga: Pemberontak Syiah Houthi Bajak Kapal Kargo Medis UEA di Laut Yaman