Pelaku Penusukan di Prancis Pendatang Tunisia yang Baru Masuk Eropa
Ia ditembak polisi Prancis dan dalam kondisi kritis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Identitas pelaku penusukan di Gereja Basilika Notre Dame di Nice, Prancis mulai terkuak. Meski polisi Prancis belum bersedia mengonfirmasi identitas pelaku, tetapi media sudah santer menyebut pelaku bernama Brahim Aioussaoi.
Stasiun berita BBC Jumat (30/10/2020) mengutip pemberitaan di media Prancis yang menyebut Aioussaoi lahir pada1999 dan merupakan warga Tunisia. Pria berusia 21 tahun itu masuk ke Benua Eropa melalui Pulau Lampedusa menggunakan perahu pada September lalu. Polisi menemukan dokumen dengan identitasnya yang dikeluarkan oleh Palang Merah di Italia.
Tetapi, hingga kini belum diketahui bagaimana caranya bisa meninggalkan Pulau Lampedusa dan ke Prancis. Nama Aioussaoi juga tidak terdeteksi sebelumnya oleh otoritas keamanan di sana. Kini, ia sedang diobati di sebuah rumah sakit usai ditembak oleh polisi Prancis. Kondisinya masih kritis.
Bagaimana kronologi pembunuhan yang dilakukan Aioussaoi terhadap tiga korban?
Baca Juga: Serangan Teror di Prancis Berlanjut, 3 Orang Tewas Ditusuk di Gereja
1. Pelaku diduga membunuh tiga korban karena tengah berada di dalam gereja
Menurut kepala jaksa anti-teror Prancis, Jean-François Ricard, pelaku penusukan tiba di Nice pada Kamis kemarin dengan menumpang kereta api. Kemudian, ia mengganti pakaiannya.
Berdasarkan potongan rekaman kamera CCTV, pelaku berjalan sejauh 400 meter menuju ke gereja sekitar pukul 08:29 waktu setempat. Ia kemudian beraksi dengan menusuk tiga korban. Satu perempuan lansia (60 tahun) yang tengah berdoa di sana, lehernya digorok kemudian dipenggal.
Luka di bagian tenggorokan juga dialami oleh korban laki-laki (55 tahun). Sedangkan, korban perempuan lainnya (44 tahun) berhasil kabur dari gereja dan berlari menuju ke sebuah kafe. Tetapi, nyawanya tidak berhasil diselamatkan karena mengalami luka tusuk beberapa kali.
Menurut Ricard, korban ditusuk oleh pelaku lantaran mereka sedang berada di dalam gereja. Polisi kemudian datang ke gereja dan mendekati pelaku. "Tetapi, pelaku mengancam polisi dan berulang kali meneriakan Allahu Akbar," ungkap Ricard.
Baca Juga: Mantan PM Mahathir: Umat Muslim Punya Hak Marah Terhadap Prancis