TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tiongkok Klaim Sudah Sukses Lewati Ujian Terberat Lawan COVID-19

Tiongkok kini produksi vaksin COVID-19

Ilustrasi Balai Agung Rakyat di Beijing, Tiongkok (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)

Jakarta, IDN Times - Presiden Tiongkok, Xi Jinping mengklaim negara yang ia pimpin sudah berhasil melewati ujian luar biasa dan historis. Bahkan, Xi mengklaim Negeri Tirai Bambu itu, kini berada di posisi terdepan dibandingkan negara lain dalam hal pemulihan ekonomi.

"Kita berhasil meraih kesuksesan di awal peperangan manusia melawan virus corona. Kini, kita jadi pemimpin dalam hal pemulihan ekonomi dan perjuangan melawan COVID-19," ungkap Xi dan dikutip kantor berita Prancis, AFP pada Selasa (8/9/2020).

Xi menyatakan hal itu di The Great Hall of People, Beijing di hadapan anggota partai komunis. Di saat yang bersamaan, Xi turut memberikan penghargaan kepada empat tenaga medis yang berjuang di garda terdepan dalam menghadapi pandemik.

Xi mengucapkan terima kasih sambil mengalungkan medali emas ke leher empat tenaga kesehatan dalam sebuah perayaan yang megah. Situasi kontras tidak terlihat ketika virus corona dilaporkan kali pertama di Tiongkok pada Desember 2019.

Amerika Serikat dan Australia sejak awal sudah menuding Tiongkok menutup-nutupi adanya pandemik virus corona. Bahkan, dalam perayaan megah itu, Xi masih menyebut asal muasal virus yang diberi nama Sars-CoV-2 masih belum diketahui.

Siapa saja keempat tenaga medis yang diberi penghargaan Presiden Xi? Apakah itu termasuk dokter Li Wenliang, tenaga kesehatan yang jadi whistle blower kemunculan virus corona?

Baca Juga: Merinding! Video Penghuni Apartemen di Wuhan Teriak ‘Wuhan, Jiayou!’

1. Selama pandemik COVID-19, Tiongkok mencatat 4.634 kasus kematian

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Tiongkok mengklaim sudah berhasil mengendalikan pandemik sejak 8 April 2020. Itu merupakan hari saat lockdown dicabut dari Kota Wuhan, area pertama di dunia yang disebut-sebut munculnya virus corona.

Kemudian, pada 15 Agustus 2020, beredar foto-foto anak-anak muda Wuhan yang tengah menikmati pesta kolam tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Di dalam pesta itu nampak seorang DJ memainkan musik live.

Foto-foto tersebut sempat viral dan dianggap publik internasional tidak berempati terhadap kondisi negara lain yang berjuang keluar dari pandemik COVID-19. Harian Australia, The Telegraph, bahkan ketika membuat headline "Hidup di Pantai Wuhan di Saat Dunia Terdampak Virus."

Namun, pesta kolam itu justru dibela pemerintah Tiongkok. Juru bicara Kemenlu Tiongkok, Zhao Lijian, justru mengatakan foto-foto pesta kolam yang viral itu menjadi bukti Wuhan berhasil mengalahkan pandemik.

"Ini menunjukkan bahwa Wuhan telah memenangkan perangnya melawan pandemik," ungkap Zhao pada 20 Agustus 2020.

COVID-19 memang sempat muncul kembali di Wuhan. Otoritas setempat mengambil langkah cepat dengan melakukan lockdown lokal dan melakukan tes massal terhadap 11 juta warga Wuhan.

Berdasarkan data resmi pemerintah Tiongkok, selama melawan pandemik, 4.634 orang meninggal dunia. Angka kematian ini lebih rendah dibandingkan kematian di Indonesia yang per 8 September 2020 telah mencapai 8.230 orang.

2. Sang dokter whistle blower Li Wenliang tak dapat penghargaan

Dokter yang pertama kali ingatkan bahaya virus corona Li Wenliang (www.bbc.co.uk)

Keempat tenaga kesehatan yang diberi penghargaan Presiden Xi pada hari ini, yaitu ahli medis berusia 83 tahun, Zhong Nanshan, ahli biokimia Chen Wei, seorang kepala rumah sakit di Wuhan dan ahli pengobatan tradisional China.

"Kita sama akan bergandengan tangan dengan para pekerja medis untuk melanjutkan peperangan dan melacak asal muasal virus," ungkap Zhong.

Sayang, dokter yang pertama kali memperingatkan adanya bahaya virus corona, Li Wenliang, justru tidak ikut disebut Presiden Xi sebagai pahlawan yang perlu diberi penghargaan.

Pada 30 Desember 2019, Li sempat mengabarkan di grup chat alumni fakultas kedokteran, ada tujuh pasien dari pasar ikan di Wuhan yang terpapar virus menyerupai SARS. Padahal, dari sanalah awal mula virus corona menjelma menjadi pandemik global.

Tak lama setelah ia mengunggah kabar itu di platform WeChat, Li dilaporkan ke polisi karena dituduh telah menyebarkan hoaks dan mengganggu ketenteraman publik.

Ia merupakan satu dari delapan dokter yang sempat dimintai keterangan di kantor polisi. Februari lalu, justru dokter ahli mata itu meninggal karena virus yang coba ia peringatkan itu.

Kematian Li membuat warga Tiongkok mengungkapkan kegeraman mereka terhadap pemerintah di media sosial.

Baca Juga: Erick Thohir: 1,5 Juta Dokter dan Perawat Prioritas Vaksin COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya