Update, 44 Ribu Kasus Baru COVID-19 Ditemukan di Korsel Dalam 24 Jam
Korsel diprediksi bakal hadapi kasus harian tembus 200 ribu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kasus COVID-19 masih ditemukan cukup tinggi di Korea Selatan. Dikutip dari situs World O News, Senin, (1/8/2022), dalam 24 jam terakhir, ditemukan 44.689 kasus baru. Dengan angka tersebut menjadikan Korsel sebagai negara yang menyumbang kasus harian tertinggi di dunia.
Bahkan, pada 26 Juli 2022 lalu, kasus harian nyaris menyentuh angka 100 ribu. Melonjaknya COVID-19 di Negeri Ginseng itu diprediksi lantaran penyebaran sub varian Omicron BA.5.
Dengan adanya penambahan kasus harian itu, maka akumulasi kasus COVID-19 di Korsel mencapai 19.820.739. Sedangkan, angka kematian harian bertambah 21 jiwa. Maka, jumlah warga yang meninggal akibat COVID-19 di Korsel menjadi 25.068 jiwa.
Apakah dengan adanya situasi ini, Pemerintah Korsel bakal kembali membatasi pergerakan masyarakatnya?
Baca Juga: [UPDATE] Kasus Harian COVID-19 di Korea Selatan Tertinggi di Dunia
1. Kasus harian di Korsel diprediksi melonjak 200 ribu pada pertengahan Agustus 2022
Sementara, Pemerintah Korsel sudah mulai semakin waspada lantaran kasus harian COVID-19 di sana diprediksi bakal mengalami lonjakan kasus yang signifikan. Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korsel (KDCA) memprediksi kasus harian di sana bakal menembus angka 200 ribu.
"Kasus harian bisa menembus angka 200 ribu pada pertengahan Agustus 2022 dan akhir September 2022," ungkap Perdana Menteri Han Duck-soo seperti dikutip dari kantor berita Reuters pada hari ini.
Penambahan kasus harian seperti ini kali terakhir terjadi di Korsel pada April 2022 lalu. Untuk mencegah warganya bakal masuk rumah sakit, maka PM Han mewajibkan warga yang berusia di atas 50 tahun dan memiliki penyakit bawaan agar diberi booster vaksin COVID-19.
Hal tersebut mengubah aturan sebelumnya. Selama ini hanya orang berusia 60 tahun ke atas yang memenuhi syarat. Meski angkanya rendah yakni 32 persen.
Baca Juga: Pertama Kali dalam 74 Tahun, Istana Presiden Korsel Buka untuk Umum