[UPDATE] Kasus COVID-19 Naik Lagi, Prancis Bakal Hadapi Gelombang ke-9
Kasus harian Prancis tertinggi kedua di dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Jelang perayaan Natal, kasus COVID-19 di Prancis kembali naik. Bahkan, guru besar dari Akademik Nasional Kedokteran, Yves Buisson memperkirakan Prancis bakal memasuki gelombang ke-9 dari pandemik COVID-19. Hal itu ditandai sejak akhir November 2022 lalu, dalam satu pekan terakhir tercatat ada 40 ribu warga Prancis yang dinyatakan positif tertular COVID-19.
Sedangkan, dikutip dari laman World O Meter, Rabu, (7/12/2022), Prancis kini berada di posisi kedua tertinggi di dunia yang menyumbangkan kasus harian COVID-19. Angkanya mencapai 105.516. Akumulasi kasus COVID-19 di Prancis sejak 2020 lalu telah mencapai 38.184.081.
Dikutip dari laman Radio France Internationale (RFI), saat ini lebih dari 1.000 orang tengah dirawat di ruang ICU lantaran tertular penyakit yang terkait COVID-19. Di sisi lain, kasus kematian harian di Prancis dalam 24 jam terakhir bertambah 117 jiwa. Akumulasi warga yang meninggal akibat COVID-19 di Prancis menjadi 159.362.
Sementara, kasus harian tertinggi di dunia masih disumbang oleh Jepang. Kasus hariannya kembali naik dan menembus 100 ribu. Dalam 24 jam terakhir ditemukan 137.193 warga Jepang yang tertular COVID-19.
Apakah Prancis akan kembali menerapkan aturan bagi warga untuk wajib mengenakan masker di ruang terbuka?
Baca Juga: Macron: Rusia Sebarkan Propaganda Anti-Prancis di Afrika
Baca Juga: Lelah Hadapi Pandemik COVID-19, Ribuan Perawat di Prancis Ingin Mundur
1. Prancis telah memasuki gelombang ke-9 pandemik COVID-19
Sementara, menurut Yves Buisson, situasi COVID-19 saat ini di Prancis menunjukkan negara itu sudah memasuki gelombang ke-9 melawan pandemik. "Kami tengah menuju ke gelombang ke-9 pandemik," ungkap Buisson kepada radio publik Prancis.
Angka kematian akibat COVID-19 pada akhir November telah turun menjadi 351. Hal ini menandakan telah ada penurunan sebanyak 6 persen.
Angka serupa pernah terjadi pada 2021 lalu ketika muncul kasus harian yang menembus 40 ribu. Puncaknya mencapai Januari dan Februari 2022, di mana kasus harian menembus angka 600 ribu.
Baca Juga: Uni Eropa Cabut Aturan Wajib Pakai Masker di Bandara dan Pesawat