Menguak Black Friday, Perayaan Diskon Belanja Gila-Gilaan di Amerika
Kamu bakalan melihat orang berebut barang diskon seperti di film
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Amerika Serikat, IDN Times - Jumat (24/11/17) lalu, seluruh pusat perbelanjaan di Amerika dan Eropa di serbu pengunjung. Tak hanya masyarakat yang tinggal di kota-kota besar, masyarakat pedesaan berduyun-duyun datang ke kota untuk berbelanja.
Bukan tanpa alasan mereka rela datang jauh-jauh ke mall-mall di kota besar. Karena pada hari itu diperingati sebagai black friday di mana toko-toko mengadakan diskon gila-gilaan.
Sebut saja merek-merek terkenal seperti Zara, H&M, Saint Oliver, Gucci dan merek ternama lainnya juga turut memanjakan pengunjung dengan rayuan diskon yang tak mampu ditolak.
Banyak yang tak mampu membendung hasrat belanja, khususnya para wanita. Rata-rata mereka menenteng lebih dari tiga kantong belanjaan di black friday.
Sejarah Black Friday.
Black friday merupakan sebuah perayaan non formal yang diadakan sehari setelah perayaan thanksgiving di Amerika. Hari ini juga merupakan pertanda dimulainya euforia natal dan kesibukan mempersiapkan kado natal.
Awalnya black friday dibuat bukan untuk memberikan diskon belanja besar-besaran. Melainkan karena krisis finansial di pasar emas Amerika pada 24 September 1869.
Jay Gould and James Fisk, dua orang pemodal licik memborong semua emas dan berencana menjualnya kembali dengan harga tinggi. Niat jahat mereka tidak berjalan mulus. Pasar saham anjlok sampai 50 persen.
Gould dan Fisk menghentikan kerja sama mereka di hari Jumat yang mengakibatkan harga saham semakin anjlok. Karena itulah mereka menyebutnya black friday.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.