TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AIS Forum, Wujud Komitmen Indonesia sebagai Negara Maritim

Menlu Retno membeberkan kepentingan RI di AIS Forum

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membuka pertemuan Menlu AIS Forum. (dok. Kemlu RI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, menekankan bahwa Archipelagic and Island States Forum (AIS Forum) merupakan perwujudan komitmen Indonesia sebagai negara kepulauan dan negara maritim.

“Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia berkomitmen untuk berada di garda terdepan dalam upaya menghadapi tantangan bersama,” kata Retno usai membuka pertemuan Menlu AIS Forum di Bali, Selasa (10/10/2023).

“Kita tahu negara-negara kepulauan adalah negara-negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim,” ucap Retno lagi.

Baca Juga: Buka Gala Dinner KTT AIS 2023, Jokowi: Laut adalah Kehidupan Kita

1. Kontribusi kepemimpinan Indonesia

Selain itu, AIS Forum ini juga merupakan komitmen kontribusi dan kepemimpinan Indonesia. Sejarah Indonesia tercatat memperjuangkan negara kepulauan dari Deklarasi Juanda 1957, UNCLOS 1982 lalu AIS Forum.

Indonesia juga membentuk Manado Declaration 2018 yang mendasari berdirinya AIS Forum.

“Sejak berdirinya forum ini, kita sangat aktif memberikan kontribusi untuk menentukan arah kerja sama AIS ke depan. Terutama sekali lagi, fokus kita adalah kerja sama yang praktis, solusi-solusi inovatif yang memiliki akar di masing-masing negara termasuk local wisdom,” ungkap Retno.

2. Indonesia memilih untuk memperkuat kolaborasi

KTT AIS Forum yang digelar di Bali. 10-11 Oktober 2023. (Media Center HLM AIS Forum 2023)

Di tengah situasi dunia yang dinamis, Indonesia memilih untuk mengedepankan kerja sama dan kolaborasi, yang merupakan wujud komitmen dan kontribusi Indonesia bagi dunia.
 
“Jadi tidak saja negara-negara kepulauan kecil, tapi juga mencakup negara-negara kepulauan dan isu inklusivitas ini juga menjadi salah satu ruh utama dari pertemuan AIS,” tuturnya.

“Karena kita juga melihat di mana-mana terjadi eksklusivitas dan kita memilih untuk melakukan kerja sama secara inklusif. Karena inklusif berarti merangkul, merangkul berarti akan berkontribusi bagi perdamaian,” lanjut Retno.

Baca Juga: AIS Forum Diharap Bisa Rumuskan Solusi Perubahan Iklim

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya