TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

ASEAN Kecewa Junta Myanmar Abaikan Lima Poin Konsensus

Sedangkan situasi di Myanmar makin buruk

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (IDN Times/Sonya Michaella)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, membeberkan sejumlah poin dari isu Myanmar yang dibahas pada Pertemuan Khusus Menteri Luar Negeri ASEAN di Sekretariat ASEAN, Jakarta pada Kamis (27/10/2022).

Salah satu yang diungkapkan oleh para Menlu ASEAN adalah kekecewaan karena tidak ada implementasi dari Lima Poin Konsensus untuk memulihkan situasi di Myanmar.

Baca Juga: Serangan Militer di Konser Myanmar, 60 Orang Tewas

1. Situasi Myanmar semakin memburuk

Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/wsj.

Retno menyampaikan, para Menlu ASEAN menyampaikan keprihatinan dan kekecewaan terhadap tidak adanya kemajuan signifikan dari Lima Poin Konsensus.

"Sangat jelas kekhawatiran ini dan bahkan beberapa negara menyampaikan rasa frustrasinya terhadap tidak adanya kemajuan ini," kata Retno, di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis (27/10/2022).

"Alih-alih ada kemajuan, situasi bahkan dikatakan memburuk. Bahasa yang dipakai oleh Chair adalah 'deteriorating and worsening'. Dan ini merupakan refleksi dari apa yang disampaikan oleh para Menlu ASEAN," lanjut dia.

Retno juga menambahkan, situasi seperti ini tentunya sangat disayangkan. Lima Poin Konsesus adalah keputusan para pemimpin ASEAN, merupakan hasil dari pertemuan khusus di mana Jenderal Min Aung Hlaing juga hadir dan ditujukan membantu Myanmar mengatasi krisis politiknya.

2. Indonesia prihatin kekerasan di Myanmar terus meningkat

ilustrasi kudeta Myanmar (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer)

Retno juga menyampaikan keprihatinan Indonesia atas meningkatnya kekerasan di Myanmar, yang telah memakan banyak korban masyarakat sipil.

"Dalam pertemuan tadi, Indonesia menyampaikan data-data mengenai meningkatnya tindak kekerasan yang terjadi sejak terjadinya kudeta sampai saat ini," ucap dia.

Keprihatinan masih terus berlangsungnya tindakan kekerasan yang memakan korban sipil disampaikan juga oleh para menlu lain.

Baca Juga: Dua Bom Meledak di Depan Penjara Myanmar, 8 Orang Tewas

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya