TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diplomatnya Mogok Kerja, Sejumlah Kedubes Israel Tutup 

Penutupan ini dilakukan hingga pemberitahuan lebih lanjut

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (www.twitter.com/@netanyahu)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah kedutaan besar dan konsulat Israel tutup untuk sementara waktu per hari ini, karena diplomat dan stafnya mogok kerja.

Aksi mogok kerja ini adalah bentuk protes terhadap rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang ingin merombak peradilan negara.

Bahkan, Konsul Jenderal Israel di New York, Amerika Serikat (AS), Azaf Zamir, mengundurkan diri usai Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant yang menolak soal perombakan tersebut.

1. Kedubes Israel di AS ditutup sementara

Dilansir dari Newsweek, Selasa (28/3/2023), Kedubes Israel di AS yang berlokasi di Washington DC pun ditutup sementara waktu. Hal ini disampaikan juru bicaranya, Elad Strohmayer.

“Kedubes Israel akan ditutup hari ini sampai pemberitahuan lebih lanjut. Tidak ada layanan konsuler untuk sementara waktu,” cuitnya di media sosial Twitter.

Serikat pekerja Israel, Histadrut, meminta agar semua pegawai pemerintahan mogok kerja, termasuk para diplomat Israel yang sedang ditempatkan di perwakilan luar negeri.

Tak hanya di Washington, Kedubes Israel di Paris juga tutup sementara.

Baca Juga: PM Israel Pecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant

2. Netanyahu pecat Menhan Israel

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (www.twitter.com/@netanyahu)

Kemarahan para pejabat dan masyarakat Israel meledak ketika Netanyahu memutuskan memecat Gallant, menteri pertahanannya. Gallant secara terang-terangan menolak rencana perombakan peradilan usulan Netanyahu.

Padahal, Gallant disebut-sebut sebagai orang terdekat dan sekutu Netanyahu. Gallant juga merupakan anggota Partai Likud, partai tempat Netanyahu bernaung.

Gallant menolak keras rencana Netanyahu merombak sistem peradilan. Netanyahu rencananya bakal memberikan porsi lebih kepada politikus serta pengurangan peran Mahkamah Agung. Rencana Netanyahu ini juga menimbulkan protes di Israel.

“Saya berkomitmen pada nilai-nilai Likud dan negara di atas segalanya, tetapi perubahan di tingkat nasional harus dilakukan lewat dialog dan musyarawah,” kata Gallant.

Penolakan Gallant ini menuai pujian dari eks PM Israel, Yair Lapid. Ia menyebutnya sebagai langkah tepat dan berani untuk kepentingan negara. Hingga saat ini, Netanyahu dikabarkan belum menunjuk pengganti Gallant sebagai menteri pertahanan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya