Ini 4 Fokus Diplomasi Indonesia di 2023
Salah satunya adalah keketuaan Indonesia di ASEAN
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri RI sukses digelar. Sejumlah isu disorot oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, sebagai gambaran diplomasi Indonesia selama 2023.
Selain itu, Retno juga memaparkan sejumlah capaian diplomasi Indonesia di tahun 2022, salah satunya adalah Presidensi Indonesia di G20 yang menuai pujian dari banyak pihak.
Tahun ini, Indonesia memegang keketuaan ASEAN di mana Retno akan membentuk tim khusus yang disebutnya Office of Special Envoy untuk menangani konflik Myanmar yang masih buntu hingga saat ini.
Apa saja fokus diplomasi Indonesia selama 2023?
Baca Juga: Pengamat: Menlu Benar-benar Beberkan Posisi Indonesia di PPTM 2023
Baca Juga: Isu PMI Dibahas Menlu Retno saat Bertemu Menlu Malaysia
1. Keketuaan Indonesia di ASEAN
Per 1 Januari 2023, Indonesia resmi memegang tampuk keketuaan ASEAN. Keketuaan ASEAN 2023 mengambil tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.
“Dengan ASEAN Matters, Indonesia bertekad menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi rakyat ASEAN and beyond,” kata Retno, dalam PPTTM, Rabu (11/1/2023) kemarin.
Dalam kaitan ini, maka masa depan ASEAN mulai harus disiapkan untuk menyongsong ASEAN 2045. Retno menegaskan, sentralitas ASEAN harus diperkuat agar mampu menjaga perdamaian, stabilitas, kemakmuran di Asia Tenggara dan Indo-Pasifik. Kerja sama penanganan kejahatan lintas batas penting diperkuat, demikian juga dengan ASEAN Human Rights Dialogue.
“Melalui sub-tema Epicentrum of Growth, Indonesia bertekad untuk terus menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. The history and the story of ASEAN are always related to economy,” tutur Retno.
Di bidang ekonomi, walaupun berada di tengah ancaman resesi, ekonomi Asia Tenggara diperkirakan masih lebih baik dari rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia. ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi ASEAN akan mencapai 4,7 persen pada 2023.
Untuk isu Myanmar, sesuai Lima Poin Konsensus dan keputusan KTT ASEAN di Phnom Penh, Indonesia akan melakukan engagement dengan semua stakeholders.
“Hanya melalui engagement dengan semua stakeholders, maka mandat 5PC mengenai fasilitasi bagi terciptanya dialog nasional dapat dilakukan. Kolaborasi dengan Utusan Khusus Sekjen PBB akan terus dilakukan,” ujar dia.
Indonesia juga meminta agar akses kepada semua stakeholders diberikan untuk Sekjen ASEAN dan AHA Centre, agar mereka dapat melanjutkan misi bantuan kemanusiaan.
“Keketuaan Indonesia juga akan memastikan bahwa pembangunan komunitas ASEAN akan tetap menjadi fokus utama. Isu Myanmar tidak akan dibiarkan menyandera proses penguatan pembangunan komunitas ASEAN,” tegas Retno.
Baca Juga: Menlu Retno: 22 WNI Dibebaskan dari Ancaman Hukuman Mati pada 2022