TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini 6 Isu yang Dibawa Indonesia ke Sidang Majelis Umum PBB

Salah satunya adalah kesehatan global

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi duduk di samping Sekjen PBB Antonio Guterres ketika membuka sidang DK PBB) (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah isu dibawa Indonesia ke Sidang Majelis Umum ke-77 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun ini. Rangkaian SMU PBB sendiri telah dibuka sejak 13 September 2022.

High Level Week (HLW) berlangsung pada 20-26 September 2022. Pada sesi HLW ini, kepala negara dari anggota PBB akan menyampaikan pernyataan nasional masing-masing.

Tahun ini, Presiden RI Joko “Jokowi” Widodo kembali absen dan Indonesia diwakili oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.

Baca Juga: Menlu Retno Pastikan Semua Menlu G20 Hadir di Bali 

1. Indonesia mengedepankan sejumlah isu penting

Ilustrasi sidang Majelis Umum PBB. (twitter.com/un_pga)

Dalam keterangan Kementerian Luar Negeri RI pada Rabu (21/9/2022), Indonesia akan mengedepankan sejumlah isu penting, antara lain membawa agenda keketuaan Indonesia pada G20 dan memastikan kelancaran jelang pelaksanaan KTT G20 di Indonesia pada 15-16 November 2022, serta persiapan keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.

“Ketiga, pentingnya PBB mengambil peran lebih berarti dan nyata dalam penanganan tantangan global, khususnya pandemik, pemulihan ekonomi, dan perubahan iklim,” sebut pernyataan dari Kemlu RI.

Selain itu, Indonesia juga membawa isu semangat multilateralisme, terutama dalam penanganan masalah global.

2. Penguatan arsitektur kesehatan global

(Menlu RI Retno P Marsudi, Pertemuan dengan Pemimpin Media Massa, 2 Januari 2020) IDN Times/Uni Lubis

Isu yang kelima adalah komitmen dalam penguatan arsitektur kesehatan global, termasuk akses setara untuk vaksin dan peralatan medis, kemandirian negara dalam industri kesehatan, inovasi, dan dukungan pendanaan dalam memperkuat kerangka kesehatan global.

“Dan yang terakhir adalah penyelesaikan sengketa secara damai,” lanjut pernyataan itu.

Diketahui, sejumlah konflik di dunia kini masih belum berakhir dan ada yang baru saja dimulai, termasuk konflik Rusia-Ukraina, isu Taiwan, konflik Laut China Selatan, dan Semenanjung Korea.

Akibat sejumlah konflik itu, berbagai tantangan pun dihadapi negara-negara, seperti terganggunya pasikan pangan, harga pangan dan energi melonjak, kendala keuangan dan sosial, serta situasi ekonomi global yang belum pulih pascapandemik COVID-19.

Baca Juga: Menlu Retno Usulkan 3 Hal untuk Perkuat Kesehatan Global 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya