Ini Sejarah Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza Palestina
Pembangunan berasal dari donasi rakyat Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Gaza utara, menjadi sasaran serangan militer Israel sejak Senin (20/11/2023) pagi waktu setempat. Setidaknya, 12 orang tewas akibat serangan yang menyasar bangunan dan wilayah di sekitar RS Indonesia.
Sebagian besar korban tewas tersebut adalah pasien dan staf medis. Sementara itu, tiga warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan MER-C masih hilang.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI kesulitan menghubungi ketiga relawan tersebut. Ketiga WNI itu memutuskan tak ikut evakuasi yang dilakukan pemerintah Indonesia karena ingin melanjutkan misi kemanusiaan di Gaza.
Dilansir dari Al Jazeera, Selasa (21/11/2023), sebenarnya area sekitar RS Indonesia sudah digempur Israel sejak pertengahan Oktober. Namun, sejak kemarin, baru Israel benar-benar menargetkan RS Indonesia sehingga menyebabkan korban tewas.
Baca Juga: RS Indonesia di Gaza Minta Perlindungan dari Pemerintah Indonesia
Baca Juga: MER-C: Israel Serang RS Indonesia di Jalur Gaza dari Darat dan Udara
1. Sejarah singkat RS Indonesia
Dikutip dari laman MER-C, pembangunan RS Indonesia dimulai sejak 14 Mei 2011. Selama satu tahun hingga April 2012, pembangunan gedung RS tahap 1 akhirnya selesai.
Pada 1 November 2012, pembangunan tahap 2 untuk pengerjaan arsitektur dan saluran listik pun dimulai. Pembangunan ini diawasi dan dikerjakan juga oleh relawan Indonesia yang berada di bawah Divisi Konstruksi MER-C. Pembangunan tahap 2 ini selesai pada 2014.
RS Indonesia ini berdiri di atas tanah seluas 16.261 meter persegi yang terletak di Beit Lahiya, kota yang dihuni sekitar 90 ribu warga di utara Gaza.
Inisiasi pembangunan RS Indonesia ini terjadi pada 2009, di mana RS di Gaza tidak mampu lagi menampung korban luka dan jasad tewas akibat serangan Israel.